Zuhud, Syukur dan Sabar Sebagai Kunci Menyikapi Perubahan

Zuhud, Syukur dan Sabar Sebagai Kunci Menyikapi Perubahan - Perubahan merupakan peristiwa yang di anugerahkan Allah swt kepada seluruh makhluknya, terutama manusia. Bagi manusia, perubahan dapat dimaknai sebagai ujian untuk mengukur sejauh mana keyakinannya terhadap kekuasaan dan kebesaran Allah swt.

Zuhud, Syukur dan Sabar Sebagai Kunci Menyikapi Perubahan zaman

Ketika seseorang berhasil melewati ujian ini, maka seseorang tersebut telah berhasil menempati derajat "akromun-nas" atau manusia termulia di hadapan khaliqnya. Disebut manusia termulia karena ketika mampu menyelesaikan ujian tersebut, pada hakikatnya sama dengan telah telah mengamalkan ajaran Islam dalam keseluruhan hidupnya. Atau dalam bahasa lain, seorang yang telah berhasil menyelesaikan ujian disebut sebagai umat yang telah kaffah menjalankan islam.

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.” [Al-Baqarah : 208]

Bagi manusia, perubahan dapat ditilik dari sisi individu, kelompok  dan lingkungan sosial dimana manusia menjalani kehidupannya dari awal sampai akhir. Rentang waktu yang cukup lama dalam menjalani kehidupan seperti ibarat roda waktu yang terus berputar akan terus membawa manusia pada berbagai jenis perubahan. 

Adakalanya seseorang  memperoleh kenikmatan duniawi yang melimpah, kedudukan dalam jabatan yang terhormat, kesehatan yang paripurna, keberhasilan dalam kasab dan berbagai kenikmatan lainnya. Namun dalam kesempatan yang lain mungkin malah diterpa kemiskinan dan kefakiran, kerugian dalam usaha, terkena penyakit dan dibuat tak berdaya di hadapan Alloh SWT.

Pada kenyataanya, berbagai perubahan tersebut biasanya mampu mengubah perangai seseorang dari yang awalnya sangat bijak dan selalu sabar, menjadi tak sanggup menahan kesusahan dan amarahnya. Dari seseorang yang awalnya gagah perkasa menjadi seoranng yang tidak berdaya. 

Zuhud

Bagi penulis sendiri, bila sebuah perubahan tidak disikapi dengan bijaksana bisa membawa seseorang pada kondisi yang membuatnya terjebak dalam ketidak berdayaan dan kehinaan. Oleh karena itu, penting kiranya seseorang memiliki mentalitas dan kemuliaan yang tinggi, serta tidak berhenti berusaha untuk memantapkan hatinya dalam bersikap dengan sewajarnya dalam keadaan senang maupun susah. 

Mengenai upaya menyikapi perubahan ini, Baginda Rosululoh SAW telah mengajarkan cara mengimbangi perubahan yang terjadi dalam kehidupan ini, yaitu menyikapinya dengan kezuhudan. Secara sederhana,  Zuhud berarti tidak berlebihan dalam memaknai setiap perubahan yang dialami. 

Ilustrasi sederhana mengenai zuhud ini dapat kita pelajari dengan seksama dengan ibarat dari Imam Ibnu Qutaibah Rahimahullah. Dalam ibarat beliau  ‘Orang yang bijak tidak menjadi sombong karena kedudukan dan kebesaran, bagaikan gunung yang diterpa angin kencang yang dahsyat. Sedangkan orang yang dungu menjadi sombong karena kedudukan yang paling rendah sekalipun, bagaikan rumput yang bergoyang meski hanya dihempus angin sepoi-sepoi". Dari ibarat beliau, penulis sendiri mendapatkan pemahamana yang lain mengenai Zuhud itu sendiri, yaitu tidak sombong ketika kita berada dalam sebuah kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Pada akhirnya, bagi seorang muslim, seyogianya setiap perubahan harus disikapi dengan bijaksana. Jika dia mendapatkan kebaikan maka dia harus bersyukur. Lalu jika dia tertimpa keburukan maka dia harus bersabar.  Dengan demikian, maka setiap perubahan yang pada hakikatnya adalah ujian dapat diselesaikan dengan bijaksana.

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Urusan seorang mukmin itu selalu menakjubkan. Segala keadaan yang dialaminya sangat menakjubkan. Setiap takdir yang ditetapkan Allah bagi dirinya merupakan kebaikan. Apabila mengalami kebaikan dia bersyukur, dan hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa keburukan maka dia bersabar, dan hal itu merupakan kebaikan bagi dirinya.” (HR.Muslim)

Asep Rois
Asep Rois Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Posting Komentar untuk "Zuhud, Syukur dan Sabar Sebagai Kunci Menyikapi Perubahan"