Pemikiran Politik al-Afghani: Menuju Negara Republik, Demokrasi, dan Solidaritas Islam

Pemikiran Politik al-Afghani: Menuju Negara Republik, Demokrasi, dan Solidaritas Islam. 

Pemikiran Politik al-Afghani

Perjalanan pemikiran politik selalu mengalami evolusi seiring perubahan zaman dan tuntutan masyarakat. Salah satu tokoh pemikiran politik yang berani dan visioner adalah Jamal al-Din al-Afghani. 

Dalam artikel ini, kita akan menggali ide-ide inovatifnya tentang negara dan sistem pemerintahan yang mencakup bentuk negara, sistem demokrasi, dan solidaritas Islam. 

Ide-ide ini membawa angin segar dalam diskusi politik Islam dan memberikan pandangan yang relevan bahkan hingga saat ini.

Bentuk Negara dan Pemerintahan: Menuju Republik

Menurut al-Afghani, Islam seharusnya menganut bentuk pemerintahan republik. Ini adalah ide yang cukup revolusioner pada masanya, mengingat sejarah Islam yang lebih dikenal dengan bentuk pemerintahan khalifah yang otoriter dan absolut. 

Namun, al-Afghani memandang bahwa dalam republik terdapat kebebasan berpendapat dan kepala negara harus tunduk pada Undang-Undang. 

Ide ini bisa saja dipengaruhi oleh pemikiran Barat yang lebih dahulu mengadopsi pemerintahan republik. Namun, al-Afghani tetap melekat pada prinsip-prinsip ajaran Islam yang berkaitan dengan masyarakat dan kenegaraan.

"Pemerintahan republik memberikan ruang bagi kebebasan berpendapat, sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat Islam."


Sistem Demokrasi: Membawa Kebebasan Berpendapat

Al-Afghani sangat menentang sistem pemerintahan yang absolut dan otoriter yang tidak memberikan kebebasan berpendapat kepada rakyat. 

Ia mendorong adopsi sistem pemerintahan demokratis, yang pada dasarnya adalah pemerintahan rakyat. 

Dalam sistem demokrasi, pemimpin harus melakukan syura (musyawarah) dengan pemimpin masyarakat yang berpengalaman. Al-Qur'an juga mendukung prinsip musyawarah dalam berbagai urusan.

Selain itu, pemegang kekuasaan harus dipilih oleh rakyat, bukan hanya berdasarkan suku, ras, kekuatan material, atau kekayaan. 

Ide ini menegaskan bahwa sumber kekuasaan adalah rakyat, dan dalam pemerintahan republik, kedaulatan rakyat tercermin melalui perwakilan rakyat yang dipilih oleh rakyat itu sendiri.

"Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang memberikan suara kepada rakyat, dan setiap pemegang kekuasaan harus bertanggung jawab kepada rakyat."


Solidaritas Islam: Menghubungkan Umat Islam

Salah satu ide besar al-Afghani adalah mempromosikan persatuan umat Islam, baik yang telah merdeka maupun yang masih berada dalam jajahan bangsa Barat. 

Konsep ini dikenal sebagai Pan Islamisme. Ia mendorong kerjasama antara negara-negara Islam, yang seharusnya memiliki tanggung jawab bersama terhadap umat Islam di seluruh dunia. 

Al-Afghani ingin membangun komunitas umat Islam yang kuat dan sejahtera.

Ia juga menekankan pentingnya mengatasi perbedaan doktrin dan permusuhan di antara umat Islam. 

Al-Afghani berpendapat bahwa perbedaan sekte tidak boleh menghambat upaya persatuan politik umat Islam. 

Ia bahkan menunjukkan contoh dari sejarah Jerman yang kehilangan kesatuan nasionalnya karena terlalu mempertimbangkan perbedaan agama. 

Ia mengajak bangsa Persia dan Afghanistan, yang memiliki perbedaan sekte, untuk bersatu demi kepentingan umat Islam secara keseluruhan.

"Solidaritas umat Islam didasarkan pada ikatan agama, bukan ikatan etnik atau rasial. Pan Islamisme adalah panggilan untuk bersatu demi kesejahteraan bersama."


Kesimpulan

Pemikiran politik al-Afghani menghadirkan ide-ide segar dalam diskusi politik Islam. Ia memperkenalkan konsep negara republik, demokrasi, dan solidaritas Islam sebagai solusi untuk tantangan politik pada zamannya. 

Ide-ide ini, meskipun mungkin kontroversial pada masanya, tetap relevan dan menginspirasi pemikiran politik Islam hingga saat ini.

Pemikiran al-Afghani adalah pengingat bahwa evolusi pemikiran politik adalah proses alami yang mencerminkan perkembangan masyarakat dan tuntutan zaman. 

Ide-ide ini adalah landasan yang kuat untuk membangun masyarakat Islam yang adil, merdeka, dan bersatu dalam semangat demokrasi dan solidaritas.

Asep Rois
Asep Rois Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

2 komentar untuk "Pemikiran Politik al-Afghani: Menuju Negara Republik, Demokrasi, dan Solidaritas Islam"

Comment Author Avatar
Pemikiran ulama masa lalu sering mendapatkan penolakan pada masanya, namun, malah menjadi inspirasi istimewa untuk zaman modern ini
Comment Author Avatar
memang pada kenyataannya masa lalu selalu meninggalkan jejak yang bermanfaat untuk masa kini

Tinggalkan komentar Anda dengan bahasa yang mudah dipahami, sopan, tidak negatif dan memotifasi semua orang.
Terimakasih