Janji Manusia Kepada Allah Swt Sebelum Lahir Ke Dunia
Daftar Isi
Janji Manusia Kepada Allah Swt Sebelum Lahir Ke Dunia | Insan merupakan salah satu sebutan untuk manusia sekaligus sebagai identitas yang disematkan bahwa manusia makhluk pelupa. Kemudian sebagai penawar dari keluapaannya adalah pengingat yang bertaburan disekelilingnya.
Postingan kali ini pun dimaksudkan sebagai pengingat untuk diri penulis sendiri dan semoga bisa juga mengingatkan Anda yang saat ini sedang membaca tulisan ini. Yakni mengingatkan akan janji yang pernah diikrarkan dihadapan Allah swt.
Setiap manusia yang lahir ke dunia ini telah membawa tanggung jawab yang besar. Tanggung jawab itu berupa perjanjian agung yang dinyatakannya dihadapan Allah swt. Janji itu bukanlah sembarang janji, melainkan sebuah ikatan yang akan menjamin setiap manusia yang mampu menjaga janjinya untuk mendapatkan kenikmatan abadi disurganya Allah swt.
Adanya perjanjian ini telah dinyatakan dalam al-Qur'an ;
Betapa Rosulullah sangat memahami tantangan yang dihadapi oleh umatnya, baik mereka yang hidup semasa dengannya maupun mereka yang hidup pada masa-masa mendekati akhir masa.
Baca juga : Penyebab Datangnya Sial Kepada Banyak Orang
Tentunya, umat yang hidup dimasa Rosulullah dan umat setelahnya hingga kini kendati memiliki kadar yang berbeda namun tetap sama dalam tanggung jawab, yakni menjaga keimanan.
Menjaga keimanan merupakan perjuangan atau jihad yang sesungguhnya dimasa kini. Dimana hiruk pikuk kehidupan semakin mengarah pada kecintaan berlebih terhadap dunia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain telah menempatkan kehidupan manusia dalam kehidupan modern juga sekaligus menggerus manusia dalam kesibukan mengejar dunia demi memenuhi gaya hidupnya.
Baca Juga : Penjelasan Sifat Mukholafatu Lilhawaditsi
Seandainya tiada al-Qur`an, sunnah dan para ulama yang istiqomah menjadi Khodim Agama, mungkin nada keimanan dihati umat Islam sudah pudar.
Menjaga keimanan inilah yang merupakan janji manusia kepada Allah swt sebelum lahir kedunia.
Setelah semua calon keturunan Nabi Adam ‘alaihissalam dikeluarkan dari punggungnya Allah mengambil janji dan sumpah mereka, hal ini dinyatakan dalam firmanNya:
Janji untuk mentauhidkan Allah swt selama menjalani kehidupan didunia ini merupakan amanah paling agung yang diemban oleh seluruh umat manusia dimukan bumi ini.
Kemudian untuk membantu manusia mengatasi kelupaan itu, Allah swt pun mengutus para Rasulnya untuk mengingatkan manusia kepada janji agung yang telah diikrarkannya dihadapan Allah sebelum dia terlahir kedunia ini.
Dalam tafsirnya Quraish Shihab menjelaskan makna dari ayat tersebtut bahwa : "Ingatlah, wahai Muhammad, ketika Kami menerima janji yang kukuh dari para nabi terdahulu untuk mengemban misi kerasulan dan menyeru manusia kepada agama yang lurus. Kami menerima janji itu dari kamu, dari Nûh, Ibrâhîm, Mûsâ dan 'Isâ putra Maryam. Kami menerima janji yang sangat besar maknanya dari mereka".
Dari penjelasan tafsit Quraish Shihab diatas bisa kita pahami bahwa janji manusia pada umumnya dan janji para Nabi sangat berbeda. Dimana manusia berjanji untuk menjaga keimanannya dengan mengesakan Allah swt. Kemudian para Nabi berjanji untuk mengemban risalah untuk menyeru umat manusia kepada agama yang lurus dan mengingatkan mereka akan janji yang telah diambilnya itu.
Dari penjelasan diatas kita bisa mengambil pelajaran sekaligus pengigat untuk diri kita yang selalu lalai akan kewajiban, bahwa sesungguhnya umat manusia dimuka bumi ini tengah membawa amanah yang sangat agung dari Allah swt, yakni amanah menjaga keimanan bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah UtusanNya.
Hadits Nabi diatas menegaskan bahwa siapapun yang menjaga keimanannya dengan selalu mengucapkan La Ilaha Illallah pasti akan masuk ke sorganya Allah. Walaupun pada kenyataannya banyak manusia yang telah beriman masih sering terjebak dalam perbuatan maksiat dan dosa besar.
Kemaksiatan dan dosa besar tidak akan membuat seseorang kehilangan imannya selama dia meyakini dengan sepenuh hati bahwa tiada Tuhan yang disembah dengan sesungguhnya melainkan Allah swt.
Menurut jumhur Ahlis Sunnah Wal Jama'ah; Bahwa manusia itu akan menjadi mukmin dengan keimanannya dan menjadi fasik dengan dosa besar yang dilakukannya. Namun, kendati seperti itu dosa besar tidak akan bisa melepaskan keimanan seseorang selama dia menjaga dan menggenggam keimanannya. Wallahu a'lam bish showab.
Postingan kali ini pun dimaksudkan sebagai pengingat untuk diri penulis sendiri dan semoga bisa juga mengingatkan Anda yang saat ini sedang membaca tulisan ini. Yakni mengingatkan akan janji yang pernah diikrarkan dihadapan Allah swt.

Daftar Isi Postingan Tentang Janji Manusia Kepada Allah Sebelum Lahir Ke dunia
- Keimanan Yang Paling Mengagumkan
- Kapan Perjanjian Itu Dilakukan?
- Apakah Isi Dari Janji Manusia dihadapan Allah itu?
- Kenapa Manusia Lupa Kepada Janjinya?
- Perjanjian Allah Dengan Para Nabi
Setiap manusia yang lahir ke dunia ini telah membawa tanggung jawab yang besar. Tanggung jawab itu berupa perjanjian agung yang dinyatakannya dihadapan Allah swt. Janji itu bukanlah sembarang janji, melainkan sebuah ikatan yang akan menjamin setiap manusia yang mampu menjaga janjinya untuk mendapatkan kenikmatan abadi disurganya Allah swt.
Adanya perjanjian ini telah dinyatakan dalam al-Qur'an ;
وَ مَا لَکُمۡ لَا تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ ۚ وَ الرَّسُوۡلُ یَدۡعُوۡکُمۡ لِتُؤۡمِنُوۡا بِرَبِّکُمۡ وَ قَدۡ اَخَذَ مِیۡثَاقَکُمۡ اِنۡ کُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِیۡنَ
Dan mengapa kalian tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul menyeru supaya kalian beriman kepada Tuhan kalian. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjian kalian, jika klian adalah orang-orang yang beriman, (QS. Al Hadid [57]:8)Janji itu berupa komitmen mengenai keimanan yang harus dijaga oleh manusia selama dia menjalani kehidupan di dunia fana ini.
Keimanan Yang Paling Mengagumkan
Mengenai keimanan manusia ini Nabi Muhammad saw pernah mengajari para Shahabatnya sebagai berikut!Menurut kalian, siapakah yang paling mengagumkan keimanannya?Hadits ini sungguh tengah menyemangati kita yang hidup dengan rentang waktu yang sangat jauh dari Rosulullah saw.
Mereka (para sahabat) menjawab,
“Malaikat.”
Nabi bersabda,
“Bagaimana mungkin mereka tidak beriman sedangkan mereka di sisi Tuhannya.”
Lalu mereka menjawab,
“Para Nabi.”
Nabi menjawab,
“Bagaimana mungkin mereka tidak beriman sedangkan mereka menerima wahyu.”
Lalu mereka berkata,
“Kalau begitu, kamilah orangnya.”
Nabi menjawab,
“Bagaimana mungkin kalian tidak akan beriman sedangkan aku berada di tengah-tengah kalian.
Iman seseorang yang paling mengagumkan ialah mereka yang datang sesudah kalian, membaca Alquran dan mengimaninya.” (Riwayat Bukhari)
Betapa Rosulullah sangat memahami tantangan yang dihadapi oleh umatnya, baik mereka yang hidup semasa dengannya maupun mereka yang hidup pada masa-masa mendekati akhir masa.
Baca juga : Penyebab Datangnya Sial Kepada Banyak Orang
Tentunya, umat yang hidup dimasa Rosulullah dan umat setelahnya hingga kini kendati memiliki kadar yang berbeda namun tetap sama dalam tanggung jawab, yakni menjaga keimanan.
Menjaga keimanan merupakan perjuangan atau jihad yang sesungguhnya dimasa kini. Dimana hiruk pikuk kehidupan semakin mengarah pada kecintaan berlebih terhadap dunia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain telah menempatkan kehidupan manusia dalam kehidupan modern juga sekaligus menggerus manusia dalam kesibukan mengejar dunia demi memenuhi gaya hidupnya.
Baca Juga : Penjelasan Sifat Mukholafatu Lilhawaditsi
Seandainya tiada al-Qur`an, sunnah dan para ulama yang istiqomah menjadi Khodim Agama, mungkin nada keimanan dihati umat Islam sudah pudar.
Menjaga keimanan inilah yang merupakan janji manusia kepada Allah swt sebelum lahir kedunia.
Kapan Perjanjian Itu Dilakukan?
Perjanjian manusia dengan Allah swt, bukanlah kejadian yang muncul ketika manusia sudah lahir ke dunia ini. Namun, Perjanjian manusia dengan Allah swt. terjadi setelah Nabi Adam AS diciptakan dan sebelum diturunkan ke bumi. Mengenai kapan terjadinya perjanjian itu telah dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi berikut ini!
لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ مَسَحَ ظَهْرَهُ، فَسَقَطَ مِنْ ظَهْرِهِ كُلُّ نَسَمَةٍ هُوَ خَالِقُهَا مِنْ ذُرِّيَّتِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، وَجَعَلَ بَيْنَ عَيْنَيْ كُلِّ إِنْسَانٍ مِنْهُمْ وَبِيصًا مِنْ نُورٍ، ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى آدَمَ فَقَالَ: أَيْ رَبِّ، مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ ذُرِّيَّتُكَ
Sewaktu menciptakan Nabi Adam, Allah mengusap punggungnya. Maka berjatuhanlah dari punggungnya setiap jiwa keturunan yang akan diciptakan Allah dari Adam hingga hari Kiamat. Kemudian, di antara kedua mata setiap manusia dari keturunannya Allah menjadikan cahaya yang bersinar. Selanjutnya, mereka disodorkan kepadanya. Adam pun bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah mereka?” Allah menjawab, “Mereka adalah keturunanmu,” (HR. Al-Tirmidzi).
Setelah semua calon keturunan Nabi Adam ‘alaihissalam dikeluarkan dari punggungnya Allah mengambil janji dan sumpah mereka, hal ini dinyatakan dalam firmanNya:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS. Al-A’raf [7] : 172).
Apakah Isi Dari Janji Manusia dihadapan Allah itu?
Seperti yang telah dinyatakan dalam surat Al-A'raf : 172 diatas, bahwa isi janji manusia kepada Allah swt adalah untuk mentauhidkan / mengesakanNya sebagai Tuhan yang mereka sembah selama menjalani kehidupan mereka didunia.
Kenapa Manusia Lupa Kepada Janjinya?
Sebuah sifat yang merupkan fithrah dari seluruh manusia di bumi ini adalah nisyan (pelupa). Namun disisi lain, sifat ini sekaligus menjadi salah satu ujian yang harus dihadapi manusia selama dia hidup di dunia.Kemudian untuk membantu manusia mengatasi kelupaan itu, Allah swt pun mengutus para Rasulnya untuk mengingatkan manusia kepada janji agung yang telah diikrarkannya dihadapan Allah sebelum dia terlahir kedunia ini.
Perjanjian Allah Dengan Para Nabi
Perjanjian atau sumpah seperti diatas juga dilakukan oleh para Nabi, hal ini dinyatakan dalam al-Qur'an;
وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi, dari kamu (Muhammad) dan dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh, (Q.S. al-Ahzab [33]: 7).
Dalam tafsirnya Quraish Shihab menjelaskan makna dari ayat tersebtut bahwa : "Ingatlah, wahai Muhammad, ketika Kami menerima janji yang kukuh dari para nabi terdahulu untuk mengemban misi kerasulan dan menyeru manusia kepada agama yang lurus. Kami menerima janji itu dari kamu, dari Nûh, Ibrâhîm, Mûsâ dan 'Isâ putra Maryam. Kami menerima janji yang sangat besar maknanya dari mereka".
Dari penjelasan tafsit Quraish Shihab diatas bisa kita pahami bahwa janji manusia pada umumnya dan janji para Nabi sangat berbeda. Dimana manusia berjanji untuk menjaga keimanannya dengan mengesakan Allah swt. Kemudian para Nabi berjanji untuk mengemban risalah untuk menyeru umat manusia kepada agama yang lurus dan mengingatkan mereka akan janji yang telah diambilnya itu.
Dari penjelasan diatas kita bisa mengambil pelajaran sekaligus pengigat untuk diri kita yang selalu lalai akan kewajiban, bahwa sesungguhnya umat manusia dimuka bumi ini tengah membawa amanah yang sangat agung dari Allah swt, yakni amanah menjaga keimanan bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah UtusanNya.
Itulah Janji Manusia Kepada Allah Swt Sebelum Lahir Ke Dunia
Kemudian kita bisa mengambil pelajaran sekaligus penyemangat untuk selalu memegang keimanan kita kepada Allah dalam situasi dan kondisi apapun ditengah kehidupan yang serba canggih ini dari sabda Nabi Muhammad saw berikut ini!
عن أبي ذر رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: من قال لا إله إلا الله دخل الجنة. فقال أبو ذر: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق
"Dari Abi Dzar Rodiyallahu 'Anhu, Dari Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam, bahwasannya ia bersbda; Barang siapa mengucapkan La Ilaha Illallah -maka- dia masuk sorga. Kemudian Abu Dzar berkata; kendati zina dan mencuri?, -Rosulullah- bersabda; Kendati berzina dan mencuri"
Hadits Nabi diatas menegaskan bahwa siapapun yang menjaga keimanannya dengan selalu mengucapkan La Ilaha Illallah pasti akan masuk ke sorganya Allah. Walaupun pada kenyataannya banyak manusia yang telah beriman masih sering terjebak dalam perbuatan maksiat dan dosa besar.
Kemaksiatan dan dosa besar tidak akan membuat seseorang kehilangan imannya selama dia meyakini dengan sepenuh hati bahwa tiada Tuhan yang disembah dengan sesungguhnya melainkan Allah swt.
Menurut jumhur Ahlis Sunnah Wal Jama'ah; Bahwa manusia itu akan menjadi mukmin dengan keimanannya dan menjadi fasik dengan dosa besar yang dilakukannya. Namun, kendati seperti itu dosa besar tidak akan bisa melepaskan keimanan seseorang selama dia menjaga dan menggenggam keimanannya. Wallahu a'lam bish showab.
Posting Komentar
Terimakasih