Konsep Tawasuth Dalam Islam

Konsep Tawasuth Dalam Islam

Konsep Tawasuth Dalam Islam: Meneladani Kehidupan Sederhana dan Moderat Rasulullah Saw

Rasulullah Saw adalah sosok teladan dalam segala aspek kehidupan, dan salah satu prinsip penting yang diajarkan-Nya adalah konsep tawasuth, yang mewakili kehidupan sederhana, moderasi, dan keseimbangan. 

Konsep ini sangat relevan dalam konteks kehidupan modern yang sering kali didominasi oleh keserampangan, konsumerisme berlebihan, dan ekstremisme. 

Artikel ini akan mengulas secara mendalam konsep tawasuth dalam Islam dan bagaimana Rasulullah Saw menunjukkan moderasi dalam pergaulan, kehidupan sehari-hari, beribadah, dan nasihatnya kepada umatnya.

1. Moderasi dalam Pergaulan:

Rasulullah Saw adalah teladan dalam hal berkomunikasi dengan orang lain. Beliau selalu mempraktikkan kelembutan dalam pergaulan sehari-hari. 

Rasulullah Saw sangat suka memaafkan orang lain dan memohonkan ampun bagi yang bersalah. Beliau senantiasa bersikap lemah lembut dan penuh toleransi terhadap sesama manusia. 

Rasulullah Saw tidak hanya mendidik dalam urusan agama, tetapi juga dalam etika dan perilaku yang baik.

2. Moderasi dalam Keseharian:

Rasulullah Saw hidup dengan sederhana dalam makan dan minum, tidur, berpakaian, serta memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Meskipun beliau adalah seorang Nabi, beliau tidak hidup dalam kemewahan dan selalu menjalani kehidupan yang sederhana. 

Ini adalah contoh yang kuat bagi para umat Islam untuk tidak terlalu terpaku pada materi dan menghargai kehidupan sederhana.

3. Moderasi dalam Beribadah:

Rasulullah Saw menunjukkan moderasi dalam ibadah-Nya. Beliau mengerjakan shalat, berpuasa, dan menjalani ibadah dengan penuh ketaatan, tetapi tidak berlebihan. 

Beliau juga menjalani ibadah-ibadah sunnah secara teratur, namun tidak mengabaikan tugas-tugas dan tanggung jawabnya dalam kehidupan sehari-hari. 

Pesan Rasulullah Saw adalah untuk menjalani ibadah secara konsisten tanpa harus berlebihan atau ekstrem dalam ibadah.

4. Moderasi dalam Nasihat:

Rasulullah Saw memberikan nasihat kepada umat-Nya untuk hidup dalam moderasi dan tidak berlebihan. 

Beliau pernah bersabda, "Permudahlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan jangan menggusarkan." 

Nasihat ini menekankan pentingnya memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada orang lain, serta menghindari penyulitan dan kesulitan yang tidak perlu.

5. Moderasi dalam Berpakaian:

Rasulullah Saw juga menunjukkan moderasi dalam berpakaian. Beliau mengenakan pakaian yang sederhana dan tidak mewah. 

Hal ini menunjukkan bahwa kemewahan dalam berpakaian bukanlah tujuan dalam Islam. Sebaliknya, konsep tawasuth menekankan pentingnya berpakaian secara sopan dan sederhana.

6. Moderasi dalam Makanan:

Rasulullah Saw mengajarkan pentingnya berpuasa secara teratur dan juga tidak berlebihan dalam makanan. 

Beliau sering mengingatkan umat-Nya untuk tidak makan berlebihan atau bersikap boros dalam makanan. 

Konsep ini menekankan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan menghindari penyakit yang disebabkan oleh pola makan berlebihan.

7. Moderasi dalam Berkelahi:

Rasulullah Saw mengajarkan bahwa kekuatan seseorang diukur bukan dari kemampuan dan keberaniannya dalam berkelahi, tetapi diukur dengan kemampuannya menahan diri dari hawa nafsu. 

Beliau mengajarkan untuk menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam berkonflik dan berkelahi.


Konsep tawasuth dalam Islam adalah tentang hidup dalam moderasi, sederhana, dan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan. 

Rasulullah Saw adalah teladan yang sempurna dalam menjalani konsep ini, dan pesan-Nya adalah pedoman bagi umat Islam untuk mengikuti jejak-Nya. 

Dalam dunia yang sering kali terlalu ekstrem, moderasi dan keseimbangan adalah prinsip-prinsip yang sangat relevan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

Dengan mengikuti nilai-nilai ini, kita dapat mencapai kebahagiaan, kedamaian, dan keberkahan dalam kehidupan kita. 

Semoga artikel ini dapat menginspirasi umat Islam untuk mengamalkan konsep tawasuth dalam kehidupan mereka.

Sumber:

 ما شيء أثقل فى ميزان المؤمن يوم القيامة من خلق حسن وإن الله ليبغض الفاحش البذىء. رواه الرتمذي عن أيب الدرداء
“Tidak ada sesesuatu yang lebih berat dalam timbnagan seorang mukmin di hari kiamat dari pada baik budi. Dan Allah membenci orang yang keji kelakuannya." (HR. at-Tirmidzi dari Abu Darda')


"Demi Allah, saya lebih takut kepada Allah daripada kamu, bahkan saya lebih bertakwa, tetapi saya puasa dan berbuka, shalat dan tidur, juga menikah dengan beberapa orang wanita. Siapa yang mengabaikan sunnahku, maka ia bukan dari umatku." (HR. al Bukhari dan Muslim dari Anas Bin Malik). 

"Permudahlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan jangan menggussarkan." (HR. al Bukhari dan Muslim dari Anas Bin Malik).
Asep Rois
Asep Rois Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Posting Komentar untuk "Konsep Tawasuth Dalam Islam"