Bulan Sya'ban Memiliki 5 Peristiwa Penting
Bulan Sya'ban memiliki 5 peristiwa penting yang pernah terjadi dan sepatutnya kita mengetahui peristiwa-peristiwa itu.
Bulan Sya'ban merupakan bulan yang terhapit oleh 2 bulan Mulia dalam Islam yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan.
Bulan Sya'ban mengabadikan peristiwa-peristiwa penting bagi umat islam. Tentunya, selain itu bulan ini juga memiliki berbagai macam keutamaan di dalamnya.
Peristiwa-peristiwa ini ada yang telah terjadi ketika agama Islam baru muncul dan ada pula yang merupakan pengulangan dari kejadian-kejadian pada setiap tahunnya.
Kali ini kita akan membahas 5 peristiwa penting yang hanya terjadi pada bulan Sya'ban. Selamat membaca, sehingga Anda mendapat pengalaman dan wawasan dari postingan ini.
5 Peristiwa Penting Yang Terjadi Pada Bulan Sya'ban
Peristiwa pertama yang terjadi pada bulan ini adalah berpindahnya arah kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram. Dimana kiblat ini merupakan arah menghadapnya umat islam pada saat melaksanakan shalat.
Dan tenyata, peristiwa ini sangat ditunggu-tunggu oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, karena pada saat itu kaum Yahudi terus mengolok-olok kaum muslim yang masih menghadap ke arah baitul maqdis saat melaksanakan shalat. Sementara kaum Yahudi sudah terlebih dahulu mengarahkan arah ibadah mereka ke sana.
Karena itulah Rosulullah saw. sangat menantikan perintah dari Allah subhanahu wa ta'ala untuk memindahkan arah kiblat umat Islam. Sebagaimana yang tercantum di dalam Alquran surat al-baqarah ayat 144
قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ ۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Arab-Latin: Qad narā taqalluba waj-hika fis-samā`, fa lanuwalliyannaka qiblatan tarḍāhā fa walli waj-haka syaṭral-masjidil-ḥarām, wa ḥaiṡu mā kuntum fa wallụ wujụhakum syaṭrah, wa innallażīna ụtul-kitāba laya'lamụna annahul-ḥaqqu mir rabbihim, wa mallāhu bigāfilin 'ammā ya'malụn
Artinya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Dengan turunnya ayat diatas maka resmilah umat Islam memiliki kiblat yang berbeda dengan kaum Yahudi. Yang semula berkiblat ke Masjidil Aqsa, kini sudah berpindah ke arah Masjidil Haram di kota Mekah.
Al-Qurtubi mengutip pendapat Abu Hatim al-Basti mengatakan bahwa; Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan nabi Muhammad SAW. untuk mengalihkan arah kiblat ke masjidil haram. Perintah ini terjadi pada malam Selasa bulan Sya'ban yang bertepatan dengan malam Nisfu Sya'ban.
Pemindahan arah kiblat ini semakin menegaskan bahwa Allah SWT. tidak terikat oleh tempat dan waktu. Hal ini juga menegaskan bahwa umat Islam pada saat shalat tidak sedang menyembah Masjid Aqsa atau juga Ka'bah, tetapi hanya menyembah Allah Ta'ala.
Peristiwa kedua adalah turunnya perintah untuk bersholawat kepada Rasulullah saw. pada bulan Sya'ban. Dimana Allah Ta'ala menurunkan ayat yang berisi perintah untuk membaca sholawat kepada Rasulullah SAW, sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surah al-ahzab ayat 56
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Arab-Latin: Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Ulama dari kalangan ahli tafsir telah sepakat bahwa; ayat ini turun pada bulan Sya'ban. Dalam ayat tersebut terdapat 3 sholawat, yaitu; sholawat yang datang dari Allah Ta'ala, shalawat dari para malaikatNya dan perintah sholawat kepada umat Rasulullah SAW.
Mengutip pernyataan Imam Bukhari, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa; Makna Allah Ta'ala bershalawat kepada nabiNya adalah memuji Nabi SAW, makna sholawat dari para malaikat mendoakan nabi dan sementara sholawat dari manusia maknanya mengharapkan berkah.
Ayat diatas telah sangat jelas membuktikan bahwa; kedudukan Rasulullah SAW. sangat tinggi. Allah Ta'ala sendiri yang langsung melimpahkan kemuliaan dan rahmatNya kepada Rasulullah, sementara para malaikat yang suci terlibat dalam melapalkan doa dengan sholawatnya. Sementara orang-orang yang beriman dari umatnya menerima perintah untuk membasa sholawat kepadanya.
Oleh karena peristiwa ini, maka Syekh Abdul Qodir Al Jailani sangat menganjurkan kepada umat Islam untuk memperbanyak bacaan shalawat pada setiap bulan Sya'ban.
Peristiwa ketiga adalah peristiwa yang selalu terjadi pada malam Nisfu Sya'ban. Nisfu Sya'ban adalah malam mustajab untuk doa, malam pengampunan untuk dosa dan malam yang penuh dengan rahmat Allah SWT. serta menjadi malam terbukanya semua pintu langit yang dijaga oleh malaikat
Selain itu, malam nisfu sya'ban ini adalah malam yang sangat istimewa keutamaannya setelah malam lailatul qodar.
Menghidupkan malam ini merupakan anjuran yang penting bagi umat islam. Dimana Rosulullah SAW. bersabda;
Sesungguhnya rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala mendekat kepada hambaNya di malam Nisfu Sya'ban maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengampuni orang yang meminta ampunannya kecuali pelacur dan penarik pajak. Hadits Riwayat at-Tabrani.
Adapun amalan-amalan untuk menghidupkan malam nisfu sya'ban antara lain adalah memperbanyak salat Sunnah, membaca Alquran, berzikir dan berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Peristiwa keempat adalah penyerahan seluruh catatan amal manusia kepada Allah Ta'ala, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda;
Bulan Sya'ban adalah bulan diangkatnya semua amal, oleh karenanya Aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku aku dalam keadaan sedang berpuasa. HR Abu Daud dan an-nasa'i
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid, Usamah bertanya kepada Rasulullah; wahai Rasulullah Aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya'ban! kemudian Rasulullah menjawab; banyak manusia yang lalai di bulan Sya'ban pada Tuhan. Semua amal itu diserahkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah aku dalam keadaan berpuasa.
Peristiwa ke lima adalah turunnya ayat yang memerintahkan umat islam agar melaksanankan puasa sebulan penuh pada bulan Ramadan. Hal ini terdapat dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Alquran surah al-baqarah ayat 183;
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Imam Abu Zakaria an-nawawi dalam Al majmu Syarah muhadzab menjelaskan bahwa; Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melaksanakan ibadah puasa ramadhan selama 9 tahun semasa hidupnya. Hal itu dimulai dari tahun kedua Hijriyah setelah kewajiban berpuasa tersebut turun pada bulan Sya'ban.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang paling mulia di antara bulan-bulan yang lainnya. Sementara bulan Sya'ban sebagai rekaman sejarah penting dalam peresmian kemuliaan bulan suci Ramadhan melalui kewajiban puasa bagi kaum muslimin selama 1 bulan penuh.
Itulah 5 peristiwa yang penting bagi umat Islam untuk mengetahuinya. Semoga ini bisa memberikan manfaat kepada Anda yang membacanya dan khususnya buat penulis. Dan akhirnya mari kita sama sama memohon kepada Allah dalam doa kita; semoga kita masuk ke dalam golongan yang mendapatkan buku catatannya dengan tangan kanan.
Wasslamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Posting Komentar
Terimakasih