Trans7 Dinilai Lecehkan Lirboyo? Ini Penjelasan yang Sebenarnya!

Table of Contents

Trans7 Dinilai Lecehkan Lirboyo? Ini Penjelasan yang Sebenarnya!

Trans 7 lecehkan kyai dan pesantren Lirboyo


Beberapa hari terakhir, dunia maya digemparkan oleh tayangan program “Xpose Uncensored” Trans7 yang menyinggung Pesantren Lirboyo. 

Tayangan itu menimbulkan gelombang reaksi keras dari santri, alumni, hingga masyarakat luas.

Banyak yang menilai, apa yang ditampilkan oleh stasiun televisi tersebut tidak hanya salah secara konteks, tapi juga menyakiti hati umat Islam yang mencintai pesantren.


🔥 Pesantren Bukan Sekadar Tempat Belajar

Bagi banyak orang, pesantren mungkin terlihat sederhana — bangunan asrama, kitab kuning, dan aktivitas mengaji.

Tapi bagi mereka yang pernah merasakannya, pesantren adalah sekolah kehidupan.


Di dalamnya, para santri belajar rendah hati, menghormati guru, dan menjaga akhlak.

Mereka tidur di lantai, makan sederhana, namun semangat menuntut ilmunya luar biasa.

Mereka menahan rindu kampung halaman demi satu tujuan: mencari ridha Allah melalui ilmu dan bimbingan kiai.


Maka ketika lembaga sebesar Trans7 menayangkan konten yang menggambarkan pesantren secara negatif, itu bukan sekadar kesalahan teknis.

Itu adalah tamparan terhadap martabat pendidikan Islam tradisional, yang selama ini justru menjadi benteng moral bangsa.


😔 Luka yang Dirasakan Santri

Bayangkan bagaimana perasaan para santri yang setiap hari bersusah payah menjaga adab dan amanah gurunya,

tiba-tiba melihat tempat mereka belajar digambarkan dengan nada merendahkan.


Ribuan alumni Lirboyo tersebar di seluruh Indonesia, bahkan di luar negeri.

Mereka bukan hanya pengajar agama, tapi juga pendidik, pemimpin masyarakat, dan penggerak sosial.

Mereka lahir dari lingkungan yang disiplin, penuh nilai, dan dijaga dengan kehormatan.


Itulah sebabnya wajar jika muncul gelombang protes dan seruan boikot.

Bukan karena benci, tapi karena cinta.

Cinta terhadap kebenaran, dan cinta terhadap kehormatan pesantren.


🙏 Respons Trans7 dan Tabayyun

Setelah gelombang kritik datang, Trans7 akhirnya meminta maaf secara terbuka.

Mereka mengakui adanya kelalaian dalam proses penyuntingan dan menyatakan akan tabayyun langsung ke pihak Pesantren Lirboyo.


Sikap itu tentu patut diapresiasi — tapi juga menjadi pelajaran penting bahwa media harus lebih berhati-hati ketika berbicara soal lembaga keagamaan.

Sebab bukan hanya reputasi yang dipertaruhkan, tapi juga perasaan umat yang mencintai nilai-nilai luhur pesantren.


🌿 Pesantren Akan Tetap Berdiri

Bagi para santri, kejadian ini bukan akhir, tapi awal untuk introspeksi dan berdiri lebih kokoh.

Pesantren tidak butuh pembelaan berlebihan, karena kebenaran akan menjaga dirinya sendiri.


Yang perlu dilakukan sekarang adalah memperkuat citra positif pesantren — lewat karya, dakwah, dan akhlak yang menyejukkan.

Karena pesantren bukan hanya tempat belajar ilmu, tapi tempat membentuk manusia seutuhnya.

Seperti kata pepatah santri:

“Kami mungkin diam, tapi kami paham. Dan saat kami bicara, itu bukan karena marah… tapi karena cinta.”


💬 Bagaimana Menurutmu?

Apakah Trans7 sudah cukup bijak dengan permintaan maafnya?

Atau kamu merasa ada hal yang masih perlu diluruskan?

Tulis pendapatmu di kolom komentar, sob.

Suaramu bisa jadi bagian dari kebenaran yang ingin kita jaga bersama. 🌿

Tags: Trans7 Lirboyo, tayangan Trans7 pesantren, boikot Trans7, santri Lirboyo, klarifikasi Trans7, opini santri muda

Posting Komentar