Konflik Israel vs Iran: Sejarah Panjang Permusuhan hingga Serangan Terbaru 2025
Konflik Israel vs Iran: Sejarah Panjang Permusuhan hingga Serangan Terbaru 2025
Konflik antara Israel dan Iran bukanlah hal baru. Hubungan kedua negara ini sudah memburuk sejak puluhan tahun lalu, terutama sejak Revolusi Iran 1979. Permusuhan ini tak hanya berbentuk pernyataan politik, tapi juga serangan militer secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan di tahun 2025, kita kembali menyaksikan ketegangan memanas setelah kedua negara saling meluncurkan serangan.
Awal Permusuhan: Revolusi Iran 1979
Sebelum tahun 1979, Iran di bawah kepemimpinan Shah Mohammad Reza Pahlavi menjalin hubungan cukup baik dengan Israel. Namun semuanya berubah ketika Revolusi Iran meledak dan Ayatollah Khomeini naik sebagai pemimpin Republik Islam Iran. Sejak saat itu, Iran menganggap Israel sebagai musuh utama, menyebutnya sebagai "rezim Zionis ilegal".
Iran juga mulai mendukung kelompok-kelompok anti-Israel seperti Hezbollah di Lebanon dan Hamas di Palestina. Sebaliknya, Israel menganggap Iran sebagai ancaman eksistensial karena ambisi nuklir dan pengaruh militernya di Timur Tengah.
Konflik Lewat Proxy War
Dalam beberapa dekade terakhir, konflik Israel-Iran sering kali terjadi lewat perang proksi atau proxy war. Artinya, kedua negara tidak saling berperang langsung, melainkan melalui kelompok-kelompok bersenjata di negara ketiga. Contohnya:
- Hezbollah (didukung Iran) vs Israel di Lebanon
- Serangan udara Israel ke basis militer Iran di Suriah
- Dukungan Iran terhadap milisi bersenjata di Gaza dan Irak
Program Nuklir Iran dan Kekhawatiran Israel
Sejak awal 2000-an, program nuklir Iran menjadi sumber ketegangan besar. Israel dan negara Barat khawatir Iran akan mengembangkan senjata nuklir, meski Iran bersikeras bahwa programnya bertujuan damai. Israel beberapa kali melakukan aksi diam-diam, termasuk serangan siber (contoh: virus Stuxnet) dan dugaan pembunuhan ilmuwan nuklir Iran.
Serangan dan Ketegangan Langsung: 2020–2023
Beberapa insiden penting sebelum 2025:
- 2020: Iran menuduh Israel membunuh ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh.
- 2021: Israel menyerang fasilitas nuklir Natanz.
- 2022–2023: Rentetan serangan udara Israel ke posisi Iran di Suriah dan Lebanon.
- 2023: Israel memperluas kerja sama militer dengan negara Teluk, menambah tekanan pada Iran.
Serangan Terbaru Tahun 2025: Perang Terbuka?
Pada pertengahan tahun 2025, konflik memasuki fase baru yang lebih terbuka. Iran mengklaim berhasil menembakkan rudal ke wilayah Israel setelah mendeteksi "provokasi militer". Sebaliknya, Israel merespons dengan serangan udara ke pangkalan Iran di Suriah dan Irak.
Kedua negara saling tuduh dan memperingatkan akan eskalasi lebih lanjut. PBB dan negara-negara besar menyerukan de-eskalasi, namun hingga artikel ini ditulis, ketegangan masih tinggi dan belum ada tanda-tanda mereda.
Faktor-Faktor yang Memperkeruh Konflik
- Ideologi: Iran ingin menghapus pengaruh Israel di Timur Tengah.
- Persaingan regional: Kedua negara memperebutkan pengaruh di negara-negara Arab.
- Militer dan teknologi: Israel punya sistem pertahanan modern, Iran punya jaringan milisi regional.
- Dukungan internasional: AS sering mendukung Israel, sementara Iran didukung Rusia dan Tiongkok secara diplomatik.
Bagaimana Masa Depan Konflik Israel vs Iran?
Meski keduanya belum secara resmi "perang total", arah konflik Israel-Iran menunjukkan peningkatan risiko. Ancaman balas dendam, serangan udara, serangan rudal, hingga kemungkinan serangan siber menjadi bagian dari skenario ke depan.
Dunia berharap agar kedua pihak menahan diri, sebab jika konflik ini meluas, dampaknya bisa menyentuh kawasan Teluk Persia, harga minyak dunia, dan stabilitas global secara menyeluruh.
Kesimpulan
Permusuhan Israel dan Iran bukan hanya soal politik, tapi juga soal ideologi, sejarah, dan kekuasaan regional. Dengan terus meningkatnya ketegangan, penting bagi komunitas internasional untuk mendorong dialog dan mencegah perang terbuka yang bisa menghancurkan kawasan Timur Tengah dan mengguncang dunia.
Asep Rois
Posting Komentar
Terimakasih