Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi

Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi dalam ajaran Islam memberikan pesan otentik tentang makna kehidupan.

Dalam ajaran Islam, Hadis adalah sumber penting yang digunakan untuk memahami ajaran agama dan praktik yang benar. 

Dalam dunia Hadis Islam, terdapat dua jenis penting, yaitu Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi. 

Kedua jenis Hadis ini memiliki perbedaan signifikan dalam sumber berita dan proses pemberitaannya. Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi dalam Islam.

Hadis Qudsi: Pesan dari Allah Swt melalui Nabi

Hadis Qudsi memiliki sumber berita yang unik. Pesan dalam Hadis Qudsi berasal langsung dari Allah Swt, disampaikan melalui wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. 

Namun, redaksinya adalah ungkapan yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam Hadis Qudsi, Rasul menjelaskan makna atau isi pesan yang diterimanya dari Allah Swt dengan menggunakan ungkapan beliau sendiri. 

Meskipun maknanya datang dari Allah Swt, redaksinya disandarkan kepada Nabi sendiri karena ungkapan tersebut adalah milik beliau.

Selalu ada pengandaian bahwa pesan dalam Hadis Qudsi selalu disandarkan kepada Allah Swt. Pemberitaan seperti ini disebut Tawfiqi. 

Inilah makna firman Allah dalam Surah al-Najm ayat 3-4 :

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ . إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ

"Dan tidaklah yang diucapkannya (Alquran) itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya." (QS. Al-Najm/53: 3-4)

Ayat Al-Quran diatas menyatakan bahwa apa yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah hasil dari wahyu yang diterimanya. 

Ini menegaskan bahwa ajaran agama yang diberikan oleh Nabi adalah wahyu ilahi dan bukan berasal dari hawa nafsu pribadinya. 

Dengan kata lain, Nabi tidak mengikuti hawa nafsu dalam menyampaikan ajaran agama.

Hadis Nabawi: Kajian Nabi melalui Ijtihad

Hadis Nabawi berbeda dari Hadis Qudsi dalam hal sumber berita dan proses pemberitaannya. 

Dalam Hadis Nabawi, Nabi Muhammad SAW melakukan kajian atau ijtihad (penilaian pribadi) untuk memahami dan menjelaskan pesan yang diterimanya dari Allah Swt. 

Nabi bertugas sebagai penjelas terhadap Al-Quran dan melalui ijtihad, beliau memahami pesan-pesan Al-Quran. 

Proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati, dan jika Nabi membuat penilaian yang benar, maka hal itu sesuai dengan wahyu. 

Namun, jika penilaian beliau salah, maka datanglah wahyu untuk meluruskannya. Kajian semacam ini dalam Hadis Nabawi disebut Tawqifi.

Perbedaan Kunci Antara Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi

Sumber Pemberitaan

Hadis Qudsi merujuk pada pesan langsung dari Allah Swt, sedangkan Hadis Nabawi merujuk pada pemahaman dan penjelasan Nabi Muhammad SAW terhadap Al-Quran.

Redaksi

Hadis Qudsi memiliki makna dari Allah Swt, tetapi redaksinya disusun oleh Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Hadis Nabawi melibatkan redaksi dan makna yang datang dari Nabi sendiri.

Unsur Pemberitaan

Hadis Nabawi meliputi perkataan/qawlî, perbuatan/fi`li, dan persetujuan/taqriri, sementara Hadis Qudsi hanya mencakup perkataan atau qawli.

Pemberitaan

Hadis Nabawi merupakan penjelasan dari kandungan wahyu baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui ijtihad Nabi. Dalam Hadis Qudsi, pesan langsung dari Allah Swt diteruskan melalui ungkapan Nabi.

Penutup

Dalam ajaran Islam, baik Hadis Qudsi maupun Hadis Nabawi memiliki peran penting dalam memahami ajaran agama dan praktik yang benar. 

Perbedaan mendasar dalam sumber berita dan proses pemberitaan keduanya menunjukkan keragaman dalam pendekatan Islam untuk menyampaikan pesan-pesan agama. 

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang perbedaan ini, kita dapat lebih baik menghargai kedua jenis Hadis ini dalam konteks ajaran Islam.

Asep Rois
Asep Rois Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Posting Komentar untuk "Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi"