Mengenali 2 Hal Ini Bisa Mengukur Kapasitas Kepribadian

Mengenali 2 Hal Ini Bisa Mengukur Kapasitas Kepribadian - Mengenal diri sendiri secara utuh akan membuat seseorang selalu mawas diri dalam berbagai keadaan.

2 hal yang dimaksud merupakan istilah untuk menggambarkan karakters seseorang, apakah condong kepada ketaatan ataukah condong kepada kemaksiatan?. Dengan mengenali 2 istilah ini maka seseorang akan terpandu, sampai sejauh mana akhlak diri yang telah terbangun.

2 hal itu adalah Kariem dan Hakiem (كريم و حكيم ). Terkait 2 istilah ini, salah seorang sahabat Rosulullah saw, yakni Yahya Ibn Mu'ad RA mengatakan bahwa:

"Orang mulia tidak akan bermaksiat kepada Allah dan orang yang bijaksana tidak akan memilih dunia -secara berlebih- mengalahkan akhiratnya"

Kariem (mulia) adalah orang yang perbuatan-perbuatannya terpuji sehingga dia akan selalu memuliakan dirinya dengan ketakwaan serta menjaga dirinya dari perbuatan maksiat.

Hakiem (bijaksana) adalah orang yang selalu berusaha menempatkan segala sesuatu atau urusannya dalam porsinya yang tepat untuk setiap perbuatan dalam kehidupan yang dijalaninya.

Seorang Hakiem (orang yang bijaksana) akan selalu berupaya mencega dirinya dari mengingkari kejujuran pikir yang bersumber dari bawah sadarnya yang selalu jujur dalam mengungkapkan sesuatu.

Dengan mengenal 2 istilah diatas kita bisa belajar mengukur diri kita, sudah sejauh manakah derajat akhlak kita sebagai seorang muslim.

Sudah sejauh manakah kemuliaan diri kita?, sudahkan ketakwaan menjadi bagian yang mendominasi setiap perbuatan kita? atau jangan-jangan malah sebaliknya?!.  Tentunya masing-masing diri kita yang mengetahui sejauh mana martabat kemuliaan yang sudah kita capai.

Mengenai bijaksana, sudah sejauh mana kebijaksanaan dalam diri kita? sudahkan kita menempatkan segala sesuatu yang kita perbuat sesuai dengan porporsinya?, atau malah kita masih selalu berlebih dalam segala hal yang kita perbuat, entah itu yang menyangkut mu'amalah maupun ibadah?

Dengan Mengenali 2 Hal Ini Bisa Mengukur Kapasitas Kepribadian 

Kita sebagai orang yang beriman sudah sepantasnya memahami kapasitas kepribadian yang kita miliki. Memahami diri sendiri bertujuan untuk lebih mawas diri dalam menjalankan kehidupan didunia ini.

Kadar mawas diri seseorang merupakan ukuran utama untuk derajat ma'rifatnya kepada Dzat yang telah menciptakannya.
"Barang siapa mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya"
Kedekatan dengan Tuhan tidak mungkin akan terjalin dengan baik, bila seseorang belum mengenal Tuhannya dengan baik, bahkan bila tidak mengenalnya, maka posisi Tuhan akan jauh dari lubuk hatinya.

Semoga tulisan ini bisa menjadi sumber kemanfaatan bagi Kami dan Anda yang saat ini sedang membaca tulisan ini. Wallahu a'lam.