Perjalanan Ziarah Wali Songo Bersama Santri Al-Fatah Cikembang
Alhamdulillah, liburan kali ini diawali dengan kegiatan yang sangat luar biasa bagiku. Perjalanan Ziarah Wali Songo Bersama Santri Al-Fatah Cikembang pada 18-20/12/2018 telah menuntunku memutar memori untuk mengingat kembali masa-masa penasaran akan ilmu ketika masih menjadi santri.
Perjalanan kali ini mengambil jalur pantura sebagai rute yang dilewati, karena disepanjang jalur inilah hampir semua situs yang akan diziarahi berada.
Ziarah ke maqbaroh para wali, bukan sekedar perjalanan religi semata, tetapi disisi lain sebagai ajang untuk mengambil pelajaran dari warisan yang telah mereka tinggalkan. Dengan belajar maka kita akan paham arti peradaban yang selalu lahir disetiap pergantian zaman.
Situs ziarah selanjutnya adalah salah satu pemakaman yang berada di Pekalongan. Lokasinya tidak seluas seperti di dua tempat sebelumnya, tetapi banyak sekali peziarah yang datang ke sini. Setiap rombongan peziarah harus rela menunggu giliran untuk bisa melakukan ritual ziarahnya.
Mesjid Agung Demak yang selanjutnya menjadi tempat yang disinggahi rombongan, sesampainya dilokasi ini rombongan langsung menuju makam Sunan Kalijaga yang terdapat disebelah Barat Mesjid.
Banyak pelajaran yang didapatkan dari tempat ini, sebagian rombongan sempat mengunjungi museum yang menyimpan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga.
Disni tantangan cuaca menjadi salah satu masalah yang dihadapi rombongan. Cuaca panas yang tidak biasa dialami ini menjadi pengalaman lain yang tidak kalah menariknya bagi setiap anggota rombongan dalam perjalanan kali ini.
Setelah semua situs ziarah yang menjadi tujuan selesai dikunjungi, kini tiba saatnya untuk melepas lelah di pantai Parang Tritis Jogjakarta.
Perjalanan kali ini mengambil jalur pantura sebagai rute yang dilewati, karena disepanjang jalur inilah hampir semua situs yang akan diziarahi berada.
Ziarah ke maqbaroh para wali, bukan sekedar perjalanan religi semata, tetapi disisi lain sebagai ajang untuk mengambil pelajaran dari warisan yang telah mereka tinggalkan. Dengan belajar maka kita akan paham arti peradaban yang selalu lahir disetiap pergantian zaman.
Istighotsah di makam KH.Makhtum Hanan |
Maqbaroh yang pertama kali disinggahi adalah maqbaroh tempat disemayamkannya KH.Makhtum Hanan. Beliau merupakan Ulama Cirebon yang menjadikan Istighotsah sebagai sebuah tradisi yang istiqomah dilakukan di sini.
Dari cerita orang setempat bahwa di maqbaroh ini selalu diselenggarakan Istighotsah Kubro setiap 2 bulan sekali yang diikuti oleh jamaah dari berbagai pelosok pulau jawa, bahkan ada yang datang dari Sumatra.
Dari tempat ini, para santri belajar mengenai sejarah perjuangan ulama dalam menyampaikan agama kepada masyarakat disini. Tempat yang gersang dan awam pada masa itu, telah berhasil diubah menjadi wilayah yang berkah dan nyaman ditinggali serta tidak kehilangan budayanya.
Maqbaroh Sunan Gunung Jati Cirebon |
Selanjutnya perjanan menuju situs pemakaman dari salah satu Wali Songo yang ada di Jawa Barat yaitu Sunan Gunung Jati. Sekitar 1 jam perjalanan yang dihabiskan dari babakan Ciwaringin menuju situs ini.
Seperti ditempat sebelumnya, disini para santri mendapatkan penjelasan singkat mengenai perjalanan kehidupan dari Sunan Gunung Jati. Salah satunya adalah mengenai tugas yang diberikan kepadanya sebagai bagian dari Wali Songo, yaitu untuk mendalami dan menjaga amalan-amalan yang merupakan bagian dari ilmu pengobatan melalui do'a.
Maqbaroh Habib Muhammad Al-'Athas |
Karena terbatasnya waktu, penjelasan mengenai sosok yang ada di Maqbaroh ini pun sangat singkat, yaitu hanya menyebutkan nama Habib Muhammad al-'Athas sebagai salah satu penyebar Islam pertama diwilayah ini.
Maqbaroh Sunan Kalijaga |
Sunan Kalijaga merupakan Wali Songo yang memiliki kekhasan dalam melakukan dakwahnya. Pendekatan seni dan budaya menjadi salah satu rahasia Efektifitas Metode Dakwah Sunan Kalijaga. Sehingga sangat mudah diterima oleh masyarakat pada waktu itu.
Banyak pelajaran yang didapatkan dari tempat ini, sebagian rombongan sempat mengunjungi museum yang menyimpan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga.
Depan Mesjid Al-Aqsha | Menara Kudus |
Dipantai yang indah ini, para santri terlihat sangat menikmati suasananya. Perjalanan panjang dengan cuaca panas yang tidak biasa mereka alami seperti hilang seketika di tempat ini.
Itulah sekilas pengalaman perjalan ziarah bersama santri al-Fatah Cikembang ditahun ini. Semoga pelajaran yang telah didapatkan berbuah kebaikan bagi setiap santri dan menjadi modal untuk kesuksesan hidup mereka di masa depan. Amin.
Posting Komentar untuk "Perjalanan Ziarah Wali Songo Bersama Santri Al-Fatah Cikembang"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar Anda dengan bahasa yang mudah dipahami, sopan, tidak negatif dan memotifasi semua orang.
Terimakasih