Bencilah Padaku Tapi Jangan Marah
Ketika kamu menemukan sesuatu yang tidak kamu suka ada padaku, maka, "Bencilah Padaku Tapi Jangan Marah" karena bencimu akan menjadi kebaikan untuku, sementara marahmu hanya akan melahirkan keburukan yang baru didalam diriku.
Banyak bagian cerita dalam kehidupan ini yang sering mengundang suka dan benci. Suka ataupun benci adalah dua sifat yang tidak mungkin hilang dari setiap orang. Itulah dua hal yang menjadi bagian dari fitrah kehidupan umat manusia tanpa kecuali.
Mau memaafkan dan mampu menahan amarahnya adalah salah satu tanda dari kekhasan orang yang beriman.
Ya... Mudah bagi kita untuk mengatakan hal di atas, namun memang sulit dalam pelaksanaan. Oleh karena itulah kita diwajibkan untuk terus belajar, khususnya mempelajari kelebihan dan kekurang diri sendiri hingga memahami bagai mana cara menyikapi setiap hal yang muncul dalam kehidupan kita. Suka ataupun benci harus diiringi dengan sikap yang santun dan bermartabat.
Seandainya tiba-tiba ada rasa benci muncul, maka seorang muslim harus segera ingat bahwa ada sikap yang penting di munculkan ketika rasa benci itu datang. "Jangan Marah" Dua kata yang menjadi wasiat Nabi SAW kepada umatnya bila datang rasa benci didalam dirinya.
Marah adalah salah satu tabiat yang ada pada setiap pribadi manusia, karena didalam dirinya sudah secara otomatis ada nafsu sebagai pemicunya. Nafsu cenderung ingin digugu, ingin ditiru dan ingin dipenuhi segala keinginannya dengan cara yang mudah.
Sementara dibagian lain dalam diri manusia juga ada bara amarah, bila sedikit saja nafsu (sebagai pemicu) tidak terkendali, maka bara amarah akan dengan cepat berkobar menjadi api kemarahan. Keadaan nafsu yang tidak terkendali ini adalah saat dimana syetan mengambil bagiannya, karena disana ada peluang bagi dia (laknatullah) untuk menyesatkan manusia.
Bila bara amarah sudah menjadi api kemarahan, maka apapun akan dilahapnya bahkan indahnya pesona agama tiada lebih selain hanya penghalang yang harus dilahap sehabis-habisnya. Disinilah awal kerugian manusia. Tidak hanya dalam perkataan, bahkan tindakannya pun akan menghilangkan kemegahan martabat manusianya.
Didalam diri orang yang beriman ada kekayaan yang jauh lebih berharga dibandingkan emas dan berlian termahal didunia ini, yaitu sifat memaafkan. Orang berimanpun memiliki sifat benci pada sesuatu yang dia tidak suka, memiliki amarah yang berpeluang menjadi kemarahan jika menemukan sesuatu yang dia benci. Namun, orang beriman akan berani mengeluarkan harta termegahnya itu demi menyejukan api amarahnya yang mulai menyala.
Memaafkan bukan sekedar pengendali dari api kemarahan, namun, merupakan salah satu bagian dari ketaatan untuk menjalankan dan mengaktualkan wasiat Rosulullahi SAW. kedalam setiap laku dikehidupan kita.
Banyak bagian cerita dalam kehidupan ini yang sering mengundang suka dan benci. Suka ataupun benci adalah dua sifat yang tidak mungkin hilang dari setiap orang. Itulah dua hal yang menjadi bagian dari fitrah kehidupan umat manusia tanpa kecuali.
Mau memaafkan dan mampu menahan amarahnya adalah salah satu tanda dari kekhasan orang yang beriman.
Ya... Mudah bagi kita untuk mengatakan hal di atas, namun memang sulit dalam pelaksanaan. Oleh karena itulah kita diwajibkan untuk terus belajar, khususnya mempelajari kelebihan dan kekurang diri sendiri hingga memahami bagai mana cara menyikapi setiap hal yang muncul dalam kehidupan kita. Suka ataupun benci harus diiringi dengan sikap yang santun dan bermartabat.
Seandainya tiba-tiba ada rasa benci muncul, maka seorang muslim harus segera ingat bahwa ada sikap yang penting di munculkan ketika rasa benci itu datang. "Jangan Marah" Dua kata yang menjadi wasiat Nabi SAW kepada umatnya bila datang rasa benci didalam dirinya.
Sementara dibagian lain dalam diri manusia juga ada bara amarah, bila sedikit saja nafsu (sebagai pemicu) tidak terkendali, maka bara amarah akan dengan cepat berkobar menjadi api kemarahan. Keadaan nafsu yang tidak terkendali ini adalah saat dimana syetan mengambil bagiannya, karena disana ada peluang bagi dia (laknatullah) untuk menyesatkan manusia.
Bila bara amarah sudah menjadi api kemarahan, maka apapun akan dilahapnya bahkan indahnya pesona agama tiada lebih selain hanya penghalang yang harus dilahap sehabis-habisnya. Disinilah awal kerugian manusia. Tidak hanya dalam perkataan, bahkan tindakannya pun akan menghilangkan kemegahan martabat manusianya.
Bila Aku Telah Membuat Kamu Marah, Maka, Maafkanlah Aku!
Aku banyak salah padamu dan aku sangat sadar bahwa kesalahan itu tidak akan membuat kamu marah. Namun, Bila Aku Telah Membuat Kamu Marah, Maka, Maafkanlah Aku!Didalam diri orang yang beriman ada kekayaan yang jauh lebih berharga dibandingkan emas dan berlian termahal didunia ini, yaitu sifat memaafkan. Orang berimanpun memiliki sifat benci pada sesuatu yang dia tidak suka, memiliki amarah yang berpeluang menjadi kemarahan jika menemukan sesuatu yang dia benci. Namun, orang beriman akan berani mengeluarkan harta termegahnya itu demi menyejukan api amarahnya yang mulai menyala.
Memaafkan bukan sekedar pengendali dari api kemarahan, namun, merupakan salah satu bagian dari ketaatan untuk menjalankan dan mengaktualkan wasiat Rosulullahi SAW. kedalam setiap laku dikehidupan kita.
"Orang yang hebat bukanlah orang yang menang dalam pergulatan. Sesungguhnya orang yang hebat adalah orang yang (mampu) mengendalikan nafsunya ketika marah."
Wallahu a'lam bish showab
Posting Komentar untuk "Bencilah Padaku Tapi Jangan Marah"
Tinggalkan komentar Anda dengan bahasa yang mudah dipahami, sopan, tidak negatif dan memotifasi semua orang.
Terimakasih