Keutamaan Mengucapkan Salam

Keutamaan Mengucapkan Salam - "Sesung­guhnya orang yang paling dekat dengan Allah adalah yang mengawali memberi salam di antara mereka". Salam kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti "selamat" atau "damai" dari sini penulis mengambil pelajaran bahwa orang yang paling dekat dengan Allah itu adalah orang yang selalu memberikan keselamatan dan kedamaian bagi orang lain dan lingkungan disekitarnya.

Sebaliknya, orang yang jauh dari Allah adalah orang yang memendam kebencian kepada sesama dan tidak mau membuka pintu maaf bagi saudaranya yang pernah khilap kepada dirinya. 

"Tidak halal seorang Muslim meninggalkan saudaranya lebih dari tiga hari kemudian ketika keduanya bertemu masing-masing berpaling. Dan yang lebih baik di antara ke­duanya adalah yang mengawali memberi salam." HR Bukhari No.5936, Muslim No. 6484).

Makna salam seperti yang telah disinggung diatas adalah keselamatan yang memberikan kete­nangan, kedamaian yang memberikan ketentraman, dan tidak memberikan ketakutan. Namun, tidak jarang kita menjumpai teman-teman disekeliling kita yang sangat acuh, bahkan cenderung memberikan kesan mencurigakan. Dari sini, penulis sedikit mendapatkan gambaran bahwa; salam adalah amalan yang mulai banyak ditinggalkan.


السَّلاَمُ عَلَيْكُم اهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ، وَاِنَّا اِنْ شَاءَ اَﷲُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ ، يَرْحَمُ اَﷲُ المُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَ مِنْكُمْ وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ

"Keselamatan (kedamaian) bagi kalian, wahai para penghuni tempat ini yang beriman. Dan insya Allah aku akan menyusul kalian. Semoga Allah merahmati orang-orang yang telah mendahului dan yang akan menyusul dari kami dan dari kalian". HR. Muslim No. 2210, Ahmad No. 22603

Ternyata Rosulullah saw, mengajarkan kepada kita untuk selalu menaburkan salam, bahkan dalam hadits di atas, Rosulullah mengajarkan kita untuk memberikan salam itu kepada ahli kubur apa bila kita kebetulan melewati area pemakaman. Seraya mendoakan mereka agar mendapatkan rahmat dari Allah swt. Inilah Islam, sampai-sampai yang sudah mati pun masih dieberikan jatah untuk mendapatkan ucapan salam.

Pada saat ini, dengan berbagai pakta yang ditemukan, mungkinkah ajaran seperti ini sudah jarang diajarkan di madrash, atau karena orang sudah sangat melupakan agama karena sibuk dengan hiruk pikuk keduniaan?, sehingga dibeberapa wilayah, khususnya diperkotaan, kita bisa melihat dan menyaksikan para remaja denga usia belasan tahun, malah asik bermain sambil bercumbu, bahkan ada yang terlihat membangun keakraban sambil duduk-duduk diatas kuburan. 

Padahal pemakaman itu adalah petunjuk kepada semua orang yang masih hidup, bahwa dia akan mengalami hal yang sama. Oleh karena itu anjuran membaca salam kepada orang mati ketika melewati pemakaman adalah adanya kesadaran untuk mulai mendekat kepada yang maha Kuasa.

Penulis pernah membaca sebuah buku dan di sana ada diceritakan bahwa;
"Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw lalu meng­ucapkan; 'Alaikas-salam, wahai Rasulullah. -kemudian- Rosulullah mengatakan; "Janganlah engkau mengucapkan 'alaikas-salam, karena itu salam penghormatan orang-orang mati."" HR. Abu Daud No 4084, 5204, Ahmad No.15648.

Dari hadits ini penulis memahami, bahwa mungkin orang yang telah mati apabila diatasnya ada orang yang masih hidup melewati pemakamannya, mungkin itulah yang akan mereka katakan "alaikas-salam". Bahwa orang hidup masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan kedamaian serta ketenangan. Sementara orang mati sudah tidak memiliki peluang apa-apa selain menunggu hari akhir akan tiba.

Keutamaan mengucapkan salam kepada sesama

Jadi, bagi yang masih hidup ucapan salam yang semestinya adalah Asslamu'alaikum, bukan 'alaikas salam. Kemudian ketika menjawab salam itu orang semestinya mengucapkan wa 'alaikumussalam dengan memakai huruf wa di awalnya. Namun begitu, menurut Imam Nawawi dalam adzkarnya bahwa tidak memakai ka wa juga tidak mengapa ketika menjawab salam, karena hal itu bukah sesuatu yang mengikat.

Rosulullah saw, mengajarakan agar umatnya selalu menaburkan salam, tidak hanya seperti yang sudah dibahas di atas saja, yaitu kepada orang hidup dan orang mati dari sesama muslim. Tetapi, Rosulullah pun mengajarkan untuk memberikan ucapan salam itu kepada orang-orang yang belum beriman. Hal ini pernah dilakukan oleh Rosulullah saw. ketika mengirimkan surat kepada raja-raja yang diajak untuk masuk islam. Di setiap mengawali suratnya, Rosulullah selalu menuliskan:

السَّلاَمُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى
Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk.
Karena, Nabi saw menuliskan kalimat tersebut ketika mengi­rimkan surat kepada Heraclius. HR al-Bukhari No. 7,2874.

Dari sini, penulis memahami, bahwa anjuran memberikan ucapan salam itu bersipat global. Karenaya dengan penghormatan yang penuh dengan kedamaian, maka keselamatan yang sesungguhnya akan bisa menular kedalam setiap sendi kehidupan. Disisi lain, seperti dalam konteks hadits mengenai surat Rosulullah kepada Heraclius diatas, ucapan salam kepada orang yang belum beriman bukan sekedar sebagi penghormatan dalam sisi kemanusiaan saja, melainkan sebagai cara dalam mendakwahkan kedamaian Islam ke seluruh dunia.

Dari semua penjelasan di atas, penulis mengambil beberapa pelajaran berharga dari keutamaan salam ini. Pertama ucapan salam adalah salah satu bagian dari akhlak kepada sesama manusia, dengan tidak membedakan hidup atau mati, sudah berimam maupun belum beriman. Kedua salam adalah ucapan doa untuk menciptakan kedamaian diantara seama manusia, khususnya dengan yang sesama dalam keimanan. Ketiga, ucapan salam ini adalah dakwah, salah satu cara mengajak mereka yang belum menjawab petunjuk agar bisa cepat mengambil keputusan untuk bersama-sama melangkah menuju Allah dijalur petunjuk syari'at yang sesungguhnya, yaitu Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh Alam. Wallahu a'lam bis showab.

Baca juga :
Asep Rois
Asep Rois Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Posting Komentar untuk "Keutamaan Mengucapkan Salam "