Sopan Santun dalam berbicara
Daftar Isi
Berbicara adalah ciri yang membuat manusia memiliki keistimewaan dibanding dengan makhluk lainnya. Dengan berbicara inilah hubungan diantara manusia semakin erat dan membuatnya menjadi makhluk yang memili karakter sosial yang kuat. Oleh karena itulah manusia memiliki julukan sebagai human sosiety.
Kemampuan untuk berbicara yang ada pada manusia merupakan karunia Allah SWT yang paling besar dan sangat tinggi nilainya. Dengan nikmat bicara ini manusia bisa menggambarkan isi pikiran serta perasaan hati kepada sesamam manusia lainnya. Hingga bisa membangun komunikasi yang menengarai terjadinya keseimbangan serta kelangsungan kehidupan manusia secara bersama-sama sampai memiliki peradaban tersendiri. Hal tersebut menggambarkan pemahaman terhadap Bagaimana Cara Kita Beradab Sopan Santun?
Kemudian dari kemampuan berbicaranya manusia secara tidak langsung menempati posisi martabatnya masing-masing. Seseorang manusia yang memiliki tutur kata yang baik, terasa manis ditelinga manusia lainnya, maka dialah yang akan memiliki jalinan pertemanan dan persaudaraan yang luas. Oleh karena itulah kesyukuran dengan anugerah kemampuan berbicara ini harus di implementasikan dalam membangun gaya berbicara yang manis, sehingga memiliki kesantunan yang menjadi alamat tinggkatan derajat kemanuasiaan. Itulah yang dimaksud dengan sopan santun dalam berbicara yang melengkapi kemuliaan setelah memenuhi sopan santun dalam berpakaian
Dalam sebuah keterangan disebutkan bahwa;
"Rosulullah SAW sering tersenyum di hadapan para sahabatnya ketika bertemu dengan mereka, lemah lembut serta ramah ketika berbicara dengan mereka" (Muhammad Insan Kamil : 254)
Pastikan Tujuannya Sebelum Berbicara
Salah satu yang menjadi tujuan berbicara adalah keselamatan, karena keselamatan manusia itu tergantung pada penjagaannya terhadap lisan ketika dia berbicara. Sudah sering kita saksikan percekcokan pada masa kini yang berakhir dengan akhir yang tragis, tidak hanya antar individu saja, bahkan antar negara bisa ribut karena lisan yang tidak terjaga.
Pepatah mengatakan :
"Kematian seseorang itu banyak disebabkan terpelesetnya lisan ketika berbicara bukan karena terpelesetnya kaki"
Oleh karena itu, penting mencatat atau memahami apa yang dituju ketika kita berbicara. Berbicara dengan tujuan yang jelas, maka akan sangat besar artinya dari pada diam. Tetapi, sebaliknya diam akan lebih berharga ketimbang pembicaraan yang tidak memiliki tujuan.
Rosulullah SAW bersabda;
"Barang siapa yang beriman kepada Allah swt dan kepada hari akhir, maka dia harus berbicara dengan baik atau diam" (HR. Baihaki)
Pastikan siapakah orang yang menjadi lawan bicara
Supaya tujuan ketika berbicara bisa disampaikan dengan jelas, maka mengetahui terlebih dahulu siapa yang akan menjadi lawan bicara adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Temankah?, Sahabat karibkah?, Lebih besarkah?, Lebih kecilkah?, Orang yang baru kenalkah? dan lain-lain, karena semuanya berbeda keadaan dan inilah yang harus benar-benar disadari ketika seseorang melakukan komunikasi. Sehingga gaya dan isi pembicaraan akan menuntut perbedaan dan tidak bisa disama ratakan.
Rosulullah SAW bersabda:
"Allah swt memerintahkan kita untuk berbicara kepada manusia berdasarkan ukuran akal mereka" (HR. Muslim)
Rosulullah saw, dalam mengajak dan mengajari manusia atas setiap kebaikan senantiasa menggunakan cara yang diajarkan oleh Allah swt didalam al-Qur'an, yaitu dengan jalan yang memiliki hikmah, penuturan nasihat kebaikan dengan kesantunan dan bermujadalah dengan cara yang baik.
Pastikan tentang apa dan dimana kita berbicara
Munculnya kegiatan gosip (ghibah), kebohongan bahkan fitnah kemanusiaan yang dahsyat sering disebabkan oleh pembicaraan yang gagal dipahami karena konsep dan topiknya yang tidak jelas. Paling tidak sebuah pembicaraan yang tidak memiliki topik yang jelas hanya berupa omong kosong belaka.
Allah SWT berfirman didalam al-Qur'an Surat al-Ahzab: 70;
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang baik"
Rosulullah SAW bersabda:
"Setiap pembicaraan anak Adam akan menjadi beban bagi dirinya. Tidak ada manfaat baginya kecuali menyuruh pada kebaikan, melarang dari kemunkaran serta mengingat Allah Azza Wa Jalla" HR. Turmudzi, Ibnu Majah, Hakim dan Baihaki.
Kemudian supaya seseorang terhindar dari segala sesuatu yang tidak diinginkan, maka setiap isi pembicaraan serta cara menyampaikan pembicaraan itu harus sesuai dengan tempat dimana seseorang berbicara. Berbicara kepada orang tua dirumah sendiri misalnya, akan sangat berbeda gayanya ketika seseorang berbicara dengan orang tua ketika bertamu dirumah tetangga atau yang lainnya.
"Setiap sesuatu memiliki topik yang dibicarakan dan setiap topik pembicaraan memiliki tempatnya"
Dengan memahami petunjuk sederhana mengenai hakikat berbicar beserta strategi mengimplementasikan suatu pembicaraan seperti diatas, maka sopan santun dalam berbicara telah tercapai kendati masih harus terus ditingkatkan untuk lebih baik lagi kedepannya.
Posting Komentar
Terimakasih