Keteladanan Nabi Muhammad saw yang wajib diikuti

Inilah Keteladanan Nabi Muhammad saw yang wajib diikuti - Rasulullah menjadi suri teladan yang perlu diikuti oleh semua kaum Muslimin di dunia ini. Beliau mempunyai akhlak yang agung serta baik dan mulia. Dengan keluhuran akhlak tersebut beliau berdakwah, mengajak manusia menuju jalan yang diridhai oleh Allah Dengan akhlak yang mulia juga, dakwah yang dilakukan oleh beliau mencapai hasil dengan berbagai keberhasilan yang gilang gemilang.

Keteladanan Nabi Muhammad saw yang wajib diikuti 2
http://radioshoutulmajelis.org

Cuma dalam kurun waktu yang kurang dari 23 tahun, beliau berhasil mengubah tatanan kehidupan penduduk makah yang dungu serta bodoh sehingga menjadi penduduk yang maju serta berperadaban tinggi bahkan menjadi referensi utama untuk setiap kemajuan yang wujud di dunia modern saat ini. Dalam Kurun waktu yang teramat singkat itu, Nabi Muhammad saw mengangkat kehidupan bangsa yang tidak di kenal dalam sejarah jadi bangsa yang memastikan sejarah dunia dalam masa yang panjang ke depan.

Tentang keluhuran akhlak Nabi Muhammad saw, Allah berfirman :

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu betul-betul memiliki berbudi pekerti yang agung." (QS. al-Qalam, 68 : 4).

Beberapa dari akhlak Nabi yang terpuji adalah sikap pemaaf serta kasih sayang pada sesama. Walaupun beliau seringkali dicemooh, dihina, difitnah, serta disakiti orang yang lain, beliau tetaplah tabah serta menerima perlakuan mereka dengan lapang dada. Bahkan juga beliau membalas perlakuan kasar dari mereka dengan lemah lembut serta penuh kasih sayang dan mendoakan mereka supaya secepatnya mendapat petunjuk dari Allah swt. Hal semacam ini seperti ditulis dalam ayat suci al-Qur’an :


فَبِمَا رَحمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُم وَلَو كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ القَلبِ لَانفَضُّوا مِن حَولِكَ فَاعفُ عَنهُم وَاستَغفِر لَهُم وَشَاوِرهُم فِي الأَمرِ فَإِذَا عَزَمتَ فَتَوَكَّل عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ المُتَوَكِّلِينَ

“Maka dikarenakan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut pada mereka. Seumpamanya kamu punya sikap keras dan berhati kasar, tentunya mereka menjauhkan diri dari sisimu. Karenanya, ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun buat mereka, serta bermusyawarahlah dengan mereka dalam masalah itu. Lalu jika kamu sudah membulatkan kemauan, maka bertawakallah pada Allah. Sebenarnya Allah suka pada orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. ” (QS. Ali Imran, 3 : 159).

Selain dikenal sebagai pribadi yang memiliki sifat pemaaf, Nabi dikenal juga sebagai orang yang begitu menyayangi sesamanya. Beliau senantiasa mengasihi fakir miskin, anak-anak yatim, serta wanita-wanita jompo. Dalam beragam aktivitas dakwahnya, beliau memulai amal kebaikan dari dirinya serta keluarganya. Ia selalu mengupayakan kebaikan serta menjaga umatnya dari kehancuran serta kenistaan.

لَقَد جَاءَكُم رَسُولٌ مِن أَنفُسِكُم عَزِيزٌ عَلَيهِ مَا عَنِتُّم حَرِيصٌ عَلَيكُم بِالمُؤمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Sungguh sudah datang padamu seseorang Rasul dari kalanganmu sendiri, berat merasa olehnya penderitaanmu, begitu inginkan (keimanan serta keselamatan) bagimu, sangat belas kasihan sekali lagi penyayang pada beberapa orang mukmin.” (QS. al-Taubah, 9 : 128).

Dalam al-Qur’an Surat al-A’raf ayat 199 dijelaskan kalau sedikitnya ada tiga jenis sikap atau budi pekerti mulia, yakni pemaaf, memerintahkan kebaikan, serta berpaling dari beberapa orang jahil.

خُذِ العَفوَ وَأمُر بِالعُرفِ وَأَعرِض عَنِ الجَاهِلِينَ

“Jadilah engkau pema’af serta suruhlah orang kerjakan yang ma`ruf, dan berpalinglah dari beberapa orang yang bodoh.” (QS. al-A’raf, 7 : 199).

Banyak kisah dalam perjalanan tarikh Islam yang menerangkan sikap pemaaf Nabi saw pada umatnya. Beliau dengan ikhlas membuka pintu dan memberikan maaf pada musuh-musuhnya yang ingin bertobat serta mengaku kekeliruan yang dikerjakannya, walau awal mulanya mereka telah menyakitinya.

Pada awal perubahan Islam di Makkah, ada dua orang bersaudara kakak beradik bernama Ka’ab bin Zuhair serta Bujair bin Zuhair. Bujair sudah masuk Islam terlebih dulu, ia berjuang dengan Nabi dalam membela kebenaran serta turut berhijrah ke Madinah. Sedang saudaranya, Ka’ab, merupakan bagian dari kelompok radikal yang menampik agama Islam, ia dengan komplotannya dengan gencar melakukan intimidasi terhadap golongan Muslimin saat itu.

Demikian kerasnya permusuhan Ka’ab pada umat Islam, hingga sesudah Bujair adiknya berhijrah ke Madinah, ia tetap masih mengecam umat Islam dengan surat-suratnya yang diantar pada saudaranya itu.

Mendapati sikap Ka’ab yang membahayakan eksistensi umat Islam, pada akhirnya Nabi SAW memasukkan namanya kedalam daftar hitam, yakni kelompok penghianat yang selalu melakukan perbuatan buruk serta memusuhi golongan Muslimin keseluruhannya. Mengetahui perkara tersebut, Bujair selekasnya mengirimkan surat pada saudaranya mengenai pencatuman namanya pada daftar hitam itu.

Dalam suratnya, ia juga menerangkan tentang sikap pemaaf Nabi serta akhlaknya yang mulia pada sesamanya. Akhlak beliau itu sekalian jadi suri teladan untuk umatnya. Bujair juga bercerita dengan lengkap kehidupan golongan Muslimin di Madinah. Mereka ada dalam ketenangan, kedamaian, serta selalu diarahkan oleh Allah dengan perantaraan Rasul-Nya yang mulia. Sesudah Ka’ab terima surat itu di Makkah lantas memerhatikan dengan cermat berisi, mendadak ada dorongan kebenaran dengan kuat yang mengetuk kalbunya. Ia selekasnya bertobat dari kekeliruan masa lalunya. Ia punya niat untuk pergi meninggalkan Makkah menuju Madinah sesegera mungkin saja untuk menjumpai Nabi serta menyebutkan diri untuk gabung dengan barisan golongan Muslimin disana.

Setibanya di Madinah, Ka’ab bin Zuhair selekasnya menjumpai Nabi di masjid dengan diantar oleh Ali bin Abi Thalib, seseorang teman dekat setia sekalian menantu Nabi Hingga di masjid, Ka’ab selekasnya menyebutkan diri untuk masuk agama Islam. Nabi juga terima kemunculannya dengan tulus, bahagia, serta penuh bersukur. Masuk islamnya Ka’ab sekalian dicoretnya nama Ka’ab dari daftar hitam. Dengan dan merta, Nabi serta beberapa sahabatnya mengampuni semuanya kekeliruan Ka’ab di waktu dulu, tanpa ada tersisa perasaan dendam sedikitpun di dada mereka.

Bila ada orang yang sakit, beliau segera menjenguknya, walau tempatnya jauh. Saat berjumpa dengan beberapa sahabatnya, beliau yaitu orang pertama yang mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan mereka. Jika ada orang yang menanti beliau tengah shalat, jadi beliau percepat shalatnya lantas di tanya apa keperluannya. Kemudian, beliau kembali melanjutkan ibadahnya. Pada siapapun, beliau senantiasa baik hati serta murah senyum. Dalam soal keluarga, beliau turut menanggung beban keluarga, seperti membersihkan baju, menjahit, mengesol sandal, melayani sendiri serta mengurusi unta. Beliau duduk makan dengan pembantunya.

Beliau juga mengurusi orang yang menanggung derita, lemah, kekurangan. Jika dia melihat ada orang atau keluarga yang memerlukan pertolongan, beliau serta keluarganya akan memberinya, meskipun mereka sendiri dalam kekurangan serta tidak ada sedikit juga makanan untuk esok hari. Sampai ketika beliau meninggal dunia, pakaian besinya masih tetap tergadai di tangan seseorang Yahudi, karena untuk kepentingan berbelanja keluarganya. Beliau senantiasa menepati janji serta melayani sendiri tamu-tamu yang menghadap padanya. (Haekal, 1998 : 228-229)



Dan masih Banyak lagi karakter terpuji yang lain yang disebut pengejewantahan dari nilai-nilai al-Qur’an. Aisyah ra memberi berita pada seseorang teman dekat yang menginginkan ketahui tingkah laku Nabi Ia menyebutkan :

كَانَ خُلُقُهُ القُرآنَ

“Budi pekertinya yaitu al-Qur’an. ” (HR. Ahmad : 24139)

Nabi adalah manusia berakhlak mulia yang jadikan dianya jadi orang pertama yang menerjemahkan al-Qur’an dalam kehidupannya. Sejatinya tiap-tiap mukmin mencontoh serta jadikan beliau jadi suri teladan, seperti Allah berfirman :

لَقَد كَانَ لَكُم فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرجُو اللَّهَ وَاليَومَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya sudah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yakni) untuk orang yang mengharap (rahmat) Allah serta (kehadiran) hari kiamat serta dia banyak mengatakan Allah”. (QS. al-Ahzab, 33 : 21).

Demikian Keteladanan Nabi Muhammad saw yang wajib diikuti dan seharusnya dijalankan oleh umatnya menjadi laku dalam kehidupannya sehari-hari. Semoga dengan banyak membaca catatan sejarah mengenai perjalanan Nabi tercinta akan selalu memberikan inspirasi bagi kita untuk bisa menjalankan kehidupan ini dengan lebih baik dan selalu mengalami peningkatan dalam akhlak dari waktu ke waktu. Wallahu a'lam bish showab.

Asep Rois
Asep Rois Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Posting Komentar untuk "Keteladanan Nabi Muhammad saw yang wajib diikuti"