Membaca Kitab Al-Barzanji (Bagian 1)

Membaca Kitab Al-Barzanji - Tradisi marhabaan atau pembacaan kitab al-barzanji sudah sangat umum di lakukan dikalangan masyarakat Indonesia terutama di kalangan masyarakat NU. Tradisi ini dilakukan dalam berbagai kesempatan, seperti dalam acara memperingati maulid Nabi saw, 'akikah bahkan dilakukan secara rutin setiap malam jum'at. 

Membaca Kitab Al-Barzanji (Bagian 1)

Kitab al-barzanji sendiri mulai populer ketika Sultan Salahudin al-Ayubi mengadakan lomba menulis prosa yang berisi pujian kepada Nabi saw. 580 H / 1184 M. Dalam perlombaan itu, karya Syekh Ja'far al-Barzanji tampil sebagai yang terbaik. Sejak saat itulah kitab al-Barzanji ini mulai di sosialisasikan kepada seluruh umat muslim hingga akhirnya mendunia dan sampai ke muslim Nusantara.

Berikut ini isi pembukaannya yang menggambarkan tujuan sang penulis dalam menyusun kisah perjalanan hidup Kangjeng Nabi beserta sifat-sifat mulia yang selalu di tunjukan kepada umatnya sebagai pengajaran.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ * لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ * إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَي النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا *الجَنَّةُ وَنَعِيْمُهَا سَعْدً لِمَنْ يُصَلِّيْ وَيُسَلِّمُ وَيُبَاِركُ عَلَيْهِ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
أَبْتَدِئُ اْلإِمْلاَءَ بِاسْمِ الذَّاتِ الْعَلِيَّةْ ` مُسْتَدِرًّا فَيْضَ الْبَرَكَاتِ عَلَى مَا أَنَالَهُ وَأَوْلاَهْ ` وَأُثَنِّيْ بِحَمْدٍ مَوَارِدُهُ سَائِغَةٌ هَنِيَّةْ ` مُمْتَطِيًا مِنَ الشُّكْرِ الْجَمِيْلِ مَطَايَاهْ ` وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى النُّوْرِ الْمَوْصُوْفِ بِالتَّقَدُّمِ وَاْلأَوَّلِيَّةْ ` اَلْمُتَنَقِّلِ فِي الْغُرَرِ الْكَرِيْمَةِ وَالْجِبَاهْ ` وَأَسْتَمْنِحُ اللهَ تَعَالَى رِضْوَانًا يَخُصُّ الْعِتْرَةَ الطَّاهِرَةَ النَّبَوِيَّةْ ` وَيَعُمُّ الصَّحَابَةَ وَاْلأَتْبَاعَ وَمَنْ وَالاَهْ ` وَأَسْتَجْدِيْهِ هِدَايَةً لِسُلُوْكِ السُّبُلِ الْوَاضِحَةِ الْجَلِيَّةْ ` وَحِفْظًا مِنَ الْغَوَايَةِ فِيْ خِطَطِ الْخَطَاءِ وَخُطَاهْ ` وَأَنْشُرُ مِنْ قِصَّةِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ بُرُوْدًا حِسَانًا عَبْقَرِيَّةْ ` نَاظِمًا مِنَ النَّسَبِ الشَّرِيْفِ عِقْدًا تُحَلَّى الْمَسَامِعُ بِحُلاَهْ ` وَأَسْتَعِيْنُ بِحَوْلِ اللهِ تَعَالَى وَقُوَّتِهِ الْقَوِيَّةْ ` فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ `
Aku memulai membacakan (kitab ini) dengan menyebut Nama Dzat Tuhan yang Maha Tinggi, seraya memohon derasnya luapan berkah atas apa yang telah di berikan oleh- Nya. Dan keduanya, aku panjatkan puji yang muara airnya enak nan segar, sambil menaiki kendaran syukur yang indah. Dan aku panjatkan sholawat dan salam kepada Cahaya (Nabi SAW) yang mendahului makhluk lain, yang berpindah – pindah di dahi yang indah dan cerah. Dan aku memohon pemberian Alloh SWT berupa keridloan yang husus untuk para keluarga Nabi SAW yang suci, dan merata untuk para Shohabat, pengikut, dan orang- orang yang menolongnya. Dan aku minta petunjuk- Nya agar bisa melewati jalan yang jelas dan agar di jaga dari kesesatan di dalam garis- garis dan langkah kesalahan. Dan aku sebar luaskan baju keindahan berupa kisah Maulid (kelahiran Nabi SAW) dengan bahasa arab, seraya menata kalung berupa nasab beliau yang mulya yang sekira menghiasi pendengaran. Dan aku minta tolong dengan kekuatan Alloh Ta’ala yang sangat kuat, karena tiada daya dan upaya selain dengan Alloh SWT.

Kemudian pada lanjutan kitabnya Syekh Ja'far menggambarkan nasab kangjeng Nabi SAW. dari sang Ayah yaitu Abdullah. Pada bagian ini Syekh Ja'far sangat fokus dalam menyusun kalimat-kalimatnya sehingga selain sangat mudah di pahami juga memberikan sentuhan yang sangat halus bagi para pembacanya.

وَ بَعْدُ؛ فَأَقُوْلُ هُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَاسْمُهُ شَيْبَةُ الْحَمْدِ حُمِدَتْ خِصَالُهُ السَّنِيَّةْ ` إِبْنِ هَاشِمٍ وَاسْمُهُ عَمْرٌو بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ وَاسْمُهُ الْمُغِيْرَةُ الَّذِيْ يَنْتَمِي اْلإِرْتِقَاءُ لِعُلْيَاهْ ` إِبْنِ قُصَيٍّ وَاسْمُهُ مُجَمِّعٌ سُمِّيَ بِقُصَيٍّ لِتَقَاصِيْهِ فِيْ بِلاَدِ قُضَاعَةَ الْقَصِيَّةْ ` إِلَى أَنْ أَعَادَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى الْحَرَمِ الْمُحْتَرَمِ فَحَمَى حِمَاهْ ` إبْنِ كِلاَبٍ وَاسْمُهُ حَكِيْمُ ابْنِ مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيٍِ بْنِ غَالِبِ بْنِ فِهْرٍ وَاسْمُهُ قُرَيْشٌ وَإِلَيْهِ تُنْسَبُ الْبُطُوْنُ الْقُرَشِيَّةْ ` وَمَا فَوْقَهُ كِنَانِيٌّ كَمَا جَنَحَ إِلَيْهِ الْكَثِيْرُ وَارْتَضَاهْ ` إِبْنِ مَالِكِ ابْنِ النَّضْرِ بْنِ كِنَانَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ مُدْرِكَةَ بْنِ إِلْيَاسَ وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ أَهْدَى الْبُدْنَ إِلَى الرِّحَابِ الْحَرَمِيَّةْ ` وَسُمِعَ فِيْ صُلْبِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ اللهَ تَعَالَى وَلَبَّاهْ ` إِبْنِ مُضَرَ بْنِ نِزَارِ بْنِ مَعَدِّ بْنِ عَدْنَانَ وَهٰذَا سِلْكٌ نَظَّمَتْ فَرَائِدَهُ بَنَانُ السُّنَّةِ السَّنِيَّةْ ` وَرَفْعُهُ إِلَى الْخَلِيْلِ إِبْرَاهِيْمَ أَمْسَكَ عَنْهُ الشَّارِعُ وَأَبَاهْ ` وَعَدْنَانُ بِلاَ رَيْبٍ عِنْدَ ذَوِي الْعُلُوْمِ النَّسَبِيَّةْ ` إِلَى الذَّبِيْحِ إِسْمَاعِيْلَ نِسْبَتُهُ وَمُنْتَمَاهْ ` فَأَعْظِمْ بِهِ مِنْ عِقْدٍ تَأَلَّقَتْ كَوَاكِبُهُ الدُّرِّيَّةْ ` وَكَيْفَ لاَ وَالسَّيِّدُ اْلأَكْرَمُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسِطَتُهُ الْمُنْتَقَاهْ `
نَسَبٌ تَحْسَبُ الْعُلاَ بِحَلاَهْ @ قَلَّدَتْهَا نُجُوْمَهَا الْجَوْزَاءُ
حَـبَّذَا عِقْدُ سُؤْدَدٍ وَفَخَارٍ @ أَنْتَ فِيْهِ الْيَتِيْمَةُ الْعَصْمَاءُ
وَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ نَسَبٍ طَهَّرَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ سِفَاحِ الْجَاهِلِيَّةْ ` أَوْرَدَ الزَّيْنُ الْعِرَاقِيُّ وَارِدَهُ فِيْ مَوْرِدِهِ الْهَنِيِّ وَرَوَاهْ `
حَفِظَ اْلإِلـٰهُ كَرَامَةً لِمُحَـمَّدِ @ آبَاءَهُ اْلأَمْجَادَ صَوْنًا ِلاسْمِهِ
تَرَكُوا السِّفَاحَ فَلَمْ يُصِبْهُمْ عَارُهُ @ مِنْ آدَمٍ وَإِلَى أَبِيْهِ وَأُمِّــهِ
سَرَاةٌ سَرَى نُوْرُ النُّبُوَّةِ فِيْ أَسَارِيْرِ غُرَرِهِمُ الْبَهِيَّةْ ` وَبَدَرَ بَدْرُهُ فِيْ جَبِيْنِ جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَابْنِهِ عَبْدِ اللهْ `
Setelah itu semua, Dia adalah Sayyiduna Muhammad putra Abdulloh putra Abdul Muttholib yang nama beliau adalah Syaibatul hamd yang di puji kelakuan- kelakuan beliau yang amat luhur. Beliau putra Hasyim yang nama aslinya adalah ‘Amr, putr ‘Abdi Manaf, beliau bernama Mughiroh yang amat tinggi perangainya. Putra Qushoy yang nama aslinya adalah Mujammi’. Beliau mendapat julukan Qushoyy ( jauh ) di sebabkan kejauhan beliau di negeri Qudlo’ah yang amat jauh, sampai ahirnya beliau di kembalikan oleh Alloh SWT ke tanah Harom hingga beliau menjaga tanahnya yang dipagar.  Beliau putra Kilab yang nama aslinya adalah Hakim, putra Murroh, putra Ka’b putra Luayy putra Gholib putra Fihr yang nama aslinya adalah Quroisy dan kepadanya–lah suku- suku Quroisy di nisbahkan. Sedangkan bangsa yang di nisbahkan di atas beliau di sebut bangsa Kinany, sebagaimana pendapat yang di pilih dan di restui oleh kebanyakan para Ulama’. Putra Malik putra Nadlr putra Khuzaimah putra Mudrikah putra Ilyas, orang yang pertama kali menghadiahkan onta untuk tanah harom dan di tulang rusuknya terdengar Nabi SAW berdzikir dan membaca talbiyah. Beliau adalah putra Mudlor putra Nizar putra Ma’add putra ‘Adnan.

Ini semua adalah kalung yang intan- intannya di tata oleh jemari Sunnah yang luhur. Selanjutnya, nasab ini tidak di perkenankan untuk di tinggikan lagi oleh Nabi SAW. Namun yang jelas, ‘Adnan berintisab sampai ke Nabi Isma’il Adzzabih menurut para ahli di bidang nasab. Sungguh.. sangat mena’jubkan keagungan ( nasab yang mirip ) kalung yang berkilau bintang- bintangnya yang bersinar ! !. Bagaimana      tidak ?, toh yang berada di tengahnya adalah Sayyid yang sangat mulya !.

Itulah nasab (keturunan ) yang oleh sebab perhiasannya ,
di sangka oleh keluhuran
bahwa bintang- bintangnya di kalungi oleh bintang Jauza’.
Sungguh menyenangkan kalung kebesaran dan keagungan yang mana
engkau- lah kalung itu yang tiada duanya.

Sungguh mena’jubkan mulyanya nasab yang di sucikan oleh Alloh SWT dari perzinahan jahiliyah. Azzain Al’iroqy telah mengajak penimbanya ( datang ) di tempat airnya yang enak dan ( maksudnya ) telah meriwatkannya.

Tuhan telah menjaga – demi memulyakan Nabi Muhammad SAW-
bapak- bapaknya yang mulya, demi menjaga namanya.
Mereka tinggalkan perzinahan,
hingga tiada terhampiri oleh aibnya zina,
mulai dari Nabi Adam sampai ayah  dan ibunya.

Mereka adalah para orang mulya yang cahaya kenabian beredar di dalam garis- garis dahi yang bersinar, dan sang purnama terbit di kening neneknya, yaitu ‘Abdil Muttholib dan putranya, yaitu ‘Abdillah.

Pada bagian ini Syekh Ja'far mengajak para pembacanya untuk lebih akrab dengan Nabi SAW dengan cara mengenal nasabnya. Baik dari sisi Ayah maupun dari ibunya. Tentunya dengan mengenal nasab Nabi saw, akan memberikan gambaran bahwa Nabi merupakan manusia yang dilahirkan dari keturunan yang istimewa.
Asep Rois
Asep Rois Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Posting Komentar untuk "Membaca Kitab Al-Barzanji (Bagian 1)"