Ancaman Sosial Terbesar Adalah Kemiskinan

Disadari atau tidak, ancaman sosial terbesar adalah kemiskinan, bahkan bisa berefek sangat berat pada keberagamaan. Putus asa yang menjangkiti manusia serta kemurkaan selalu berawal dari sebab ekonominya yang berantakan. Betul sekali, kualitas keimanan dan keislamannya yang mememang bermasalah. Kadang keputus asaan itu akhirnya mengadili keimanannya sendiri "sholat wee terus-terusan, ari benghar heunteu, tapi ari nu tara sholat kalah beuki beunghar" (Sholat terus dilakukan tapi tetap tidak kaya, sedangkan yang tidak solat malah semakin kaya)".

Padahal miskin dan kayanya seseorang bukan merupakan masalah shalat dan tidak shalat. Segala sesuatu itu terlingkup dalam sunnatullah, yakni sebab dan akibat. Shalat itu murni sebagai penghambaan kepada sang khaliq, bukan dengan sholat lantas seseorang otomatis menjadi kaya, tetapi kekayaan itu sangat erat hubungannya dengan etos kerja, kreativitas, kemauan untuk bekerja keras, bekerja cerdas dan mau memahami dan mengembangkan serta mengeluarkan potensinya yang telah dimiliki.

Ancaman Sosial Terbesar Adalah Kemiskinan Bathin

Allah swt. telah menciptakan manusia lengkap dengan segala penunjang untuk bekal hidupnya selama didunia, mulai dari kekayaan alam yang begitu melimpah hingga akal dan budi pekerti. Begitu besar potensi yang dimiliki oleh manusia. Potensi yang bisa digunakan untuk kemaslahatan hidupnya. Potensi yang sangat luar biasa ini bila dikembangkan tentu akan menjadi media yang menyelamatkan manusia dari fitnah dunia bahkan fitnah akhirat. Inilah tugas manusia yang sesungguhnya yaitu; mengembangkan potensi-potensi ini dengan sebaik-baiknya.
"Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sampai mereka mengubah keadaan mereka sendiri"

Bila melihat data per Maret yang banyak di muat oleh media informasi kita, banyak yang menulis bahwa pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin di Indonesia ini mencapai 27,77 juta orang dari total jumlah penduduk Indonesia. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) angka tersebut bertambah 690 ribu jiwa dibandingkan dengan jumlah penduduk pada September 2016. Memang apabila melihat presentase jumlah kemiskinan ini mengalami penurunan, tetapi pada angkanya terdapat kenaikan. Yang menjadi pengaruh utama adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang terus naik disetiap tahunnya telah menyubang angka besar dalam deretan jumlah kemiskinan di Indonesia.

Selain pertumbuhan penduduk, ekonomi ikut menjadi faktor yang mempengaruhi pada bertambahnya angka kemiskinan disini. Harga-harga kebutuhan pokok yang terus menaik tidak diiringi dangan daya beli masyarakat yang masih lemah akibat dari tingkat penghasilan yang rata-rata masih lemah. Lemahnya solidaritas dalam pergaulan sosial pun menjadi faktor penting yang mempengaruhi tumbuhnya kemiskinan ini. 

Sementara konflik para elit politik yang terus meluas hingga merasuki perdesaan juga ikut menyemarakan faktor pertumbuhan kemiskinan ini. Pada aspek budaya dalam kehidupan sosial, dimana kecendrungan otot yang dijadikan kekuatan untuk mengalahkan kekuatan nalar, ikut menandai tumbuhnya kemiskinan, sehingga kekuatan nalar yang seharusnya bisa dibangun untuk memacu kreatifitas menjadi kering dan tak terarah. Juga dalam aspek hukum, kecendrungan dalam main hakim sendiri juga menjadi tanda terus tumbuhnya kemiskinan.

Pada sisi agama, kemunculan kemiskinan ini ditandai dengan munculnya berbagai gesekan, tindak kekerasan atas nama agama serta berbagai pembunuhan yang mengatas namakan agama. Kemiskinan tidak muncul tiba-tiba tetapi kemiskinan muncul karena ada  faktor-faktor yang memicunya. 

Dari sini dapat kita pahami, bahwa kemiskinan ini muncul karena didorong oleh banyak faktor. Untuk merelist solusi pengentasan kemiskinan tidak bisa hanya pada penanggulangan di satu faktor saja, melainkan harus dari berbagai faktor. Hanya berbicara ekonomi, tetapi aspek budaya tidak disentuh atau membiarkan tindakan semena-mena atas nama agama atau lainnya dari sisi hukum tidaklah cukup.

Pendekatan-pendekatan harus dilakukan dari berbagai aspek dan bidang kehidupan. Mengurangi angka kemiskinan yang diupayakan harus disesuaikan dengan upaya membuat kondisi negara ini kondusif diberbagai aspeknya, ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum dan agama. 

Kemiskinan Milenial

Saat ini, ada bahaya yang sangat nyata sebagai ancaman dan menjadi faktor dominan terhadap peningkatkan angka kemiskinan, yaitu kemiskinan melenial. Kemiskinan melenial adalah sebuah kemiskinan yang ada dikalangan muda, dimana mereka terlahir dikeluarga yang tidak mampu disertai tuntutan lingkungan pergaulan yang mendorong mereka pada pada pergaulan hedonis yang mensyaratkan gengsi sosial yang tinggi.

Kemiskinan dari jenis ini telah membuat kaum muda miskin ini terjebak dalam gengsi sosial yang sangat parah. Dimana jalan pintas demi mengejar gengsinya adalah satu-satunya upaya yang mereka tempuh untuk menyelesaikan masalahnya tanpa memperdulikan lagi etika dan estetika. Demi cepat mendapatkan uang untuk membeli gengsi itu, banyak terjadi dikalangan siswa dan mahasiswa terjebak didunia hitam.

Kemiskinan Milenial harus menjadi perhatian utama bagi semua masyarakat, terutama pemerintah, harus dengan serius menghadapi tantangan ini. Menyediakan lapangan pekerjaan harus diiringi dengan kemudahan bagi mereka dalam mengakses peluang yang menjadi pendukung bagi kemauan dalam melakukan pekerjaan. Pendukung yang dimaksud adalah pendidikan dan penanaman karakter sehingga mereka tahu dan memahami pentingnya kemandirian.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “kada al-faqru an-yakuna kufran” (hampir-hampir kemiskinan menjadikan kekufuran). Apa yang sudah disampaikan diatas adalah contoh dari apa yang disampaikan hadits ini. Karena kefakiran dan kemiskinan telah membuat seseorang melupakan etika dan estetika. Membuat orang banyak terjebak dengan suka rela dilubang hitam yang menyesatkan. Semua fenomena kejahatan; pencurian, jambret dan lain-lain selalu diawali dari kemiskinan.

Melepaskan belenggu kemiskinan adalah fardlu ain untuk semua muslim. Keharusan yang bersifat terus menerus sampai mencapai tingkat kemampuan yang bisa menyelamatkannya dari belenggu kemiskinan yang menyesatkan. Seseorang muslim harus terus mencoba bertindak dan berfikir untuk melepas belenggu kemiskinan yang menjerat diri dan masyarakat disekitarnya. Setidaknya inilah tantangan yang harus dihadapi sebagai jihad fi sabilillah yang paling logis dimasa kini bagi semua muslim untuk mengembalikan kejayaan Islam.

“bahwa kemiskinan, keterbelakangan, dan ketertindasan umat Islam merupakan tantangan terbesar yang mesti dijawab” Hasan Hanafi dalam Al-Yasar al Islami (Kiri Islam)

Selain dari upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan ini, maka komunitas muslim sebagai bagian dari masyarakat bangsa ini juga memiliki kewajiban yang sama strategisnya dalam pengentasan kemiskinan dengan pemerintah. Karena secara jelas agama melalui lisan Nabi telah menyiratkan bahwa ancaman sosial terbesar adalah kemiskinan.
Asep Rois
Asep Rois Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Posting Komentar untuk "Ancaman Sosial Terbesar Adalah Kemiskinan"