Pondok Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani

Cucu Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani (Syeikh Muhammad Fadhil ibn Syeikh Muhammad Faiq Al-Jailani) datang langsung dari Turki untuk mengisi pengajian dalam halqoh shufiyah yang diselenggarakan oleh Ibnu Athoillah ibn KH. Yusuf Salim ibn Muhammad Faqih di pondok pesantren Baitul Arqom Lembur Awi. Dalam kesempatan tersebut sebelum beliau menjelaskan tentang pondok Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani, terlebih dahulu mengungkapkan kekagumannya terhadap bangsa Indonesia. Ketika beliau akan berangkat ke Indonesia, bila sahabat-sahabatnya bertanya 'mau ke mana?', maka beliau menjawab; Aku akan pergi ke negara keduaku.

Syeikh Muhammad Fadhil ibn Syeikh Muhammad Faiq Al-Jailani saat ini berdomisili di Istanbul Turki dan memiliki sebuah lembaga penelitian untuk karya Syeikh Abdul Qodir al-Jailani yang beliau beri nama Markaz Ai-Jailani. Beliau adalah satu-satunya keturunan Syeikh Abdul Qodir al-Jailani yang memiliki keperdulian yang sangat tinggi pada karya-karyanya dan telah menghabiskan lebih dari 30 tahun keliling dunia untuk mencari manuskrip karya Syeikh Abdul Qodir al-Jailani yang hilang. Sampai saat ini beliau telah menemukan 28 karya Syeikh Abdul Qodir al-Jailani dalam bentuk manuskrip dari lebih 100 judul karya Syeikh Abdul Qodir al-Jailani. Salah satu manuskrip yang sudah ditahkik dan dicetak adalah Tafsir al-Jailani.

Karena tempat yang beliau (Syeikh Muhammad Fadhil ibn Syeikh Muhammad Faiq Al-Jailani) kunjungi saat ini adalah pondok pesantren maka beliau bercerita mengenai pondok yang dibesarkan oleh Syeikh Abdul Qodir al-Jailani ketika Ia masih muda. 

Pondok syeikh abdul qodir al-jailani

Pondok Syeikh Abdul Qodir al-Jailani
Perkembangan pondok Syeikh Abdul Qodir al-Jailani dari awal mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dari yang awalnya hanya diikuti 3-4 orang santri hingga akhirnya santri yang mondok disana mencapai 70 ribu orang dan menjadi lembaga yang sangat besar dalam catatan sejarah. 

Pada mulanya, pondok Syeikh Abdul Qodir al-Jailani adalah miliki gurunya yaitu Syeikh Abu Sa'id Al-Mahzumi kemudian di berikan sebagai hadiah kepada seorang pemuda bernama Abdul Qodir al-Jailani yang merupakan salah seorang muridnya yang paling ia kasihi dan paling ia kagumi.

Ketika Syeikh Abdul Qodir al-Jailani menerima hadiah pondok dari gurunya itu dia adalah seorang pemuda yang alim dan sebagai orang asing yang datang ke Bagdad dari Jilan (sebuah wilayah di Persia). Sementara pada waktu itu di Bagdad sudah ada para ulama sepuh yang memiliki kedudukan tinggi dan sudah terkenal.

Kemudian saat beliau memulai mengelola pondok pemberian gurunya itu, beliau membuat peraturan baru untuk pondok itu. Dimana peraturan pondok yang beliau buat ini adalah peraturan yang belum pernah ada dipondok yang lain dan belum dilakukan oleh ulama lain pada saat itu. Kemudian beliau mengumumkan bahwa pondok dibuka untuk umum, tidak hanya untuk orang muslim tetapi orang kafir pun boleh mondok dan belajar disana. Selanjutnya beliau menulis peraturan untuk pondoknya disebuah papan informasi yang besar yang di pajang di pondok tersebut.

Peraturan Pondok Syeikh Abdul Qodir al-Jailani
  1. Siapapun yang mondok di pondok ini tidak dipungut bayaran satu dinarpuan
  2. Bagi pelajar yang belajar di pondok ini tidak perlu pindah agama dan tidak boleh disuruh berpindah agama
  3. Dipondok ini semua pelajar memiliki hak yang sama tanpa ada beda antara yatim, miskin dan kaya. Hanya untuk orang yatim dan miskin ada perlakuan lebih istimewa.
Awalnya, santri yang datang ke pondok ini hanya 3 orang, kemudian seiring waktu berlalu pondok ini pun berkembang dengan pesat hingga mencapai 70 ribu santri yang mondok disana. Jumlah ini merupakan jumlah terbesar dalam sejarah yang dimiliki oleh pondok. Oleh karena itu kelas pelajaran yang dibawakan oleh Syeikh Abdul qodir Al-Jailani adalah kelas terbesar yang pernah diadakan pada waktu itu.
Asep Rois
Asep Rois Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Posting Komentar untuk "Pondok Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani"